Perubahan jaman akhirnya membawa perubahan juga ke banyak hal. Salah satunya sapu tepes yang selama ini menjadi produk industri rumahan di Desa Mundu, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu. Produk sapu berbahan sabut kelapa ini perlahan mulai tergerus jaman. Padahal warga Desa Mundu masih mengandalkan produk sapu tepes untuk penghidupan mereka.
PT Pertamina Drilling Servis Indonesia (PDSI) berusaha melestarikan produk sapu tepes sebagai industri turun temurun di Desa Mundu. Upaya yang dilakukan salah satunya mengedukasi warga dalam proses pembuatan sapu tepes. Sebelumnya, warga biasa merendam bahan baku sapu tepes mereka di selokan yang ada di sekitar tempat tinggal. Perilaku ini tentunya berdampak buruk pada lingkungan. Arus air selokan yang seharusnya lancar jadi terhambat dan bahkan menimbulkan luapan air kotor ke pemukiman warga. Kondisi yang pada akhirnya mengundang penyakit selain muncul aroma yang tak sedap.
PT PDSI juga memberikan pelatihan kewirausahaan pada pengrajin agar bisa mengembangkan pasar sekaligus meningkatkan desain sapu agar lebih menarik. Kerja bakti dan kampanye buang sampah pada tempatnya turut digencarkan di lokasi pemukiman. Program pembinaan ini mulai dilaksanakan pada 13 November 2019 dengan nama Pembinaan Kelompok Sapu Tepes 2019. Sebanyak 40 pengrajin turut bergabung ke dalam program pembinaan.
Hasil yang didapatkan selama ini, lingkungan warga pengrajin yang lebih sehat, selain manfaat perluasan pasar yang berarti pemasukkan mereka yang kian bertambah. Pengrajin yang tadinya memakai selokan sebagai media perendaman sabut kelapa, beralih ke tong-tong. Walhasil kini tak lagi terjadi luapan air selokan seperti yang sebelumnya sering terjadi.