MajalahCSR.id – Ternyata bukan hanya teknologi ponsel yang bisa diisi daya secara cepat (fast charging). Kelak otomotif pun bakal berteknologi sama.
Pada awal tahun ini, Toyota mengumumkan upaya kerja sama dengan Panasonic untuk produksi baterai padat atau solid state battery pada 2025. Batere jenis baru ini disebut berdaya 7 kali lebih kuat dibanding baterai mobil listrik sebelumnya. Dengan hanya sekali isi, mobil bisa menempuh jarak hingga 621 mil atau 1.000 kilometer. Selain kuat, batere jenis ini juga cepat dalam pengisian. Dari kondisi mati sampai daya penuh, hanya butuh waktu 10 menit! Jadi, ini benar-benar perubahan baru dalam industri kendaraan listrik.
Toyota menyebutkan bakal membuat prototipenya pada tahun depan. Sementara usai lolos uji, produksi komersial dimulai pada tahun-tahun berikutnya. Untuk prototipenya dibekali baterai yang baru bisa menempuh jarak 310 mil atau 500 km per sekali isi. Tapi teknologi fast charging sudah disematkan sehingga hanya butuh waktu sepuluh menit untuk daya baterainya terisi penuh. Meskipun jarak maksimal sekali isi baru 500 km, jarak ini sudah 2 kali lebih jauh dibanding baterai lithium-ion yang konvensional.
Nikkei Asia mengatakan, “Teknologi ini adalah kemajuan bagi kendaraan listrik yang sebelumnya sangat merepotkan dengan baterai lithium-ion. Selain waktu pengisian yang lama, juga jarak tempuh yang dekat. Raksasa Toyota adalah pabrikan otomotif pertama yang akan menjual kendaraan dengan baterai tersebut pada 2020-an.”
Banyak pihak menyebut teknologi baterai ini merevolusi mobil listrik. Selain pengisian cepat dan jarak tempuh yang jauh, baterai solid state juga diklaim lebih ringkas dan aman. Baterai ini menggunakan elektrolit padat sehingga lebih tahan api saat rusak, karena tak ada kebocoran seperti halnya baterai cair Li-ion.
Baterai pada umumnya akan kehilangan daya simpan energi seiring waktu. Namun, baterai ini menurut Toyota masih mampu menyimpan daya pada angka 90% usai 30 tahun pemakaian. Perusahaan otomotif nomor satu di dunia tersebut dikenal sebagai pionir dalam teknologi baterai solid state dengan lebih dari 1.000 paten.
Melihat kendaraan listrik bakal menjadi salah satu upaya utama mereduksi karbon, pemerintah Jepang mendorong perusahaan domestiknya untuk dekarbonisasi termasuk mengembangkan teknologi baterai ini. Salah satu dukungannya dengan menggelontorkan dana senilai USD 19,2 miliar (lebih dari Rp 270 triliun dengan kurs Rp. 14.100,00) untuk mendukung industri mereka melakukan riset terkait.