MajalahCSR.id – PT Pertamina Lubricants terus membina siswa dan alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk berwirausaha di bidang perbengkelan.
Melalui Program Enduro Student Program (ESP), pada tahun 2020, Pertamina telah membina 113 tenaga muda alumni SMK hingga berhasil membuka usaha bengkel di 64 lokasi. Hasilnya cukup menakjubkan, alumni SMK ini berhasil meraup omzet lebih dari Rp 500 juta. Besarnya omzet tersebut didapat dari layanan jasa bengkel dan penjualan produk yang mencapai 14.259 unit.
ESP merupakan salah satu program CSR Pertamina dengan pendekatan Creating Shared Value (CSV) yang berfokus pada pendidikan dan pelatihan di bidang otomotif dan perbengkelan roda dua serta kewirausahaan bagi siswa atau alumni SMK.
Program ini merupakan kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan selaras dengan pencapaian SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin 4, yaitu meningkatkan jumlah pemuda yang memiliki keterampilan untuk pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Selain itu juga dalam merealisasikan poin 8 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta kesempatan kerja yang produktif.
Pada program ESP, peserta diberikan pelatihan yang membangun karakter serta kreativitas, praktik kerja, dan mentorship mengenai perbengkelan oleh bengkel mitra binaan PT Pertamina Lubricants, serta pelatihan kewirausahaan dan pendampingan usaha. Tujuan dari ESP ini yaitu mencetak wirausaha tenaga muda produktif di bidang otomotif, khususnya perbengkelan roda dua.
“Kami berharap para entrepreneur muda dapat merasakan dinamika usaha bengkel dan terus menggali ilmu untuk mengembangkan bisnisnya hingga maju dan mandiri,” ujar Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto.
Selain ESP, terdapat program lain dalam CSV yaitu Pertamina Sahabat Nelayan dimana para nelayan dibina untuk menjadi wirausaha melalui bengkel nelayan. Lebih dari 100 nelayan telah terafiliasi pelayanan service mesin door to door di kapal berkat program ini. Pendapatan nelayan pun meningkat hingga Rp 2,6 juta per bulan dari usaha bengkelnya. Dampak program ini juga berhasil meningkatkan kunjungan wisata hingga 12 ribu setiap bulannya.
“Dengan menggunakan pendekatan CSV, Pertamina dapat menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang meliputi pemberian dampak, kontribusi pada pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan dengan menggunakan energi baru dan terbarukan sebagai aksi meminimalkan perubahan iklim. Hal ini bagian dari implementasi ESG (Environment, Social dan Governance) yang mendukung upaya pengembangan bisnis energi yang berkelanjutan,” sebut Agus.