MajalahCSR.id – Sebuah draft laporan yang bocor milik Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengungkap apa yang mesti dilakukan dunia guna mengakhiri krisis iklim.
Mengutip The Guardian, bagian ketiga dari laporan IPCC ini sempat terpublikasikan pada Senin minggu lalu, yang didalamnya memuat bahwa emisi gas rumah kaca dari pembangkit energi batu bara akan mencapai puncaknya pada 4 tahun mendatang. Oleh karena itu, pembangkit tersebut harus benar-benar dihentikan pada dekade mendatang guna menghindari kerusakaan lingkungan yang menyeluruh.
Masih menurut laporan ini, negara-negara kaya adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap perubahan iklim yang terjadi. Kegiatan pemborosan bahan bakar fosil dan konsumsi daging termasuk yang menjadi perhatian dari laporan, karena dinilai turut andil dalam masalah iklim. Untuk mengakhirinya, butuh perubahan gaya hidup seperti menggiatkan dan mendorong kebiasaan jalan kaki atau bersepeda dalam mobilisasi dan menghindari produk hewani (ternak).
“Perubahan konsumsi diet protein nabati di wilayah masyarakat dengan konsumsi daging berlebih, dapat secara jelas mengurangi emisi,” bunyi laporan tersebut.
Laporan yang bocor ini merupakan bagian dari 6 laporan solusi, yang terbagi menjadi tiga laporan utama. Ketiga bagian seluruhnya merujuk pada pada laporan soal tinjauan ilmu fisika terhadap perubahan iklim, dampak perubahan iklim, dan cara untuk mengurangi kegiatan manusia yang mempengaruhi perubahan iklim.
IPCC bermaksud untuk menunda mempublikasikan laporan hingga tahun depan sebelum akhirnya bocor. Menurut informasi, para ilmuwan yang membocorkan rancangan laporan tersebut merasa khawatir jika laporan lebih lambat terpublikasikan, beberapa rekomendasi penting dan penemuan bakal diubah.
Bagian yang bocor memuat informasi penting perihal aksi yang harus dilakukan secara global unutk menghentikan perubahan iklim. Sebagai contoh, bahwa 45% total emisi global disebabkan oleh hanya 10% penghasil emisi utama – 10% mereka (negara dan industri) yang kaya. Artinya, emisi yang dihasilkan mereka sepuluh kali lipat dibanding negara miskin dan berkembang, yang hanya menyumbang 3 – 5% emisi.
Laporan secara resmi akan diluncurkan pada Maret 2022, namun akhirnya bocor di Spanyol. Kebocoran ini diungkap oleh Juan Bordera melalui media online Spanyol, CTXT.