MajalahCSR.id – Plastik dalam bentuk limbah terbagi jadi 2 jenis dalam konteks manfaat. Ada yang bisa didaur ulang untuk kembali dimanfaatkan (lebih kurang 10%), ada pula yang sama sekali tak bisa dan bahkan jenis kedua ini jadi volume yang paling besar. Padahal, tiap tahunnya bumi dibebani oleh 400 juta ton limbah plastik baru. Dari jumlah itu, sekira satu juta kemasan botol plastik global untuk beragam keperluan terjual dalam hitungan menit. Kurang dari 50 persen bisa didaur ulang, dan hanya 7% jadi botol plastik baru.
Bagaimana dengan sisa limbah plastik tak terolah yang volumenya lebih besar? ByFusion adalah sedikit di antara perusahaan bisnis yang peduli dengan masalah ini. Mengutip dari Intelligentliving, startup sociopreuneur yang bermarkas di Los Angeles, AS, mengembangkan teknik Blocker dan produk ByBlock yang merupakan material balok bangunan terbuat dari limbah plastik yang tak terolah.

Spesifikasi balok ByBlocks yang ternyata sangat mumpuni jadi pengganti material bangunan konvensional. Foto : ByFusion via Intelligentliving
ByFusion mengubah limbah plastik jadi ByBlocks menggunakan teknologi Blocker. Hasilnya, msyarakat bisa memakai balok bangunan berperforma tinggi untuk membangun sekolah, rumah tinggal, gedung masyarakat, dan masih banyak lagi. Balok ini tahan air, durabel, dan berdaya sekat mumpuni yang cocok dengan berbagai kondisi iklim. Ini belum termasuk kemudahan dan waktu yang lebih singkat dalam membangun gedung dibandingkan material konvensional. Manfaat lainnya ByBlock sangat kokoh, tahan lama, mudah dibentuk, murah, dan penyekat handal.
“Plastik bukanlah masalah. Yang jadi masalah jika kita tak punya rencana tepat untuk masa depan (dalam mengolah limbah plastik),” demikian pernyataan ByFusion. Pada prosesnya, ByFusion hanya mengompresi dan memanasi lewat penguapan limbah plastik jadi ByBlocks. Teknologi ini sangat bersih tanpa timbulan emisi gas rumah kaca dan limbah baru (satu ton limbah plastik hasilkan satu ton ByBlocks). Alhasil tak butuh penyortiran limbah plastik.
Selain mekanisme pembuatan yang bersih, ByBlocks juga tak memakai zat aditif, kimia, perekat, ataupun zat tambahan lain. Menurut Michael Kujawa, perusahaan berkomitmen memberi solusi bagi limbah plastik di masa depan dengan menjadikannya produk bermanfaat dan penting yang selama ini membebani planet yang kita huni. “Target kami adalah bisa mendaur ulang 100 juta ton limbah plastik pada 2030,” sebutnya.
Meskipun punya ragam keunggulan, namun secara umum, material bangunan yang terbuat dari limbah plastik belum lazim di industri konstruksi. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dan investasi dari sektor industri tersebut, yang mana harus ada kepedulian lingkungan dan kebijakan politis guna mewujudkannya.Sekali itu terwujud, maka banyak keuntungan yang didapatkan, selain tentunya demi masa depan bumi itu sendiri.