banner
Ilustrasi batere besutan Tesla. Foto : wattco.com
Ragam

Tesla Kembangkan Energi Batere yang Berdaya Tahan 100 Tahun

454 views

MajalahCSR.id – Kehadiran batere sebagai sumber energi alternatif masih menuai pro dan kontra. Di satu sisi, proses produksi batere yang menambang mineral langka dan usianya yang tak lama, menjadi masalah bagi pemanfaatannya termasuk untuk kendaraan listrik. Kendala ini yang kemudian coba dipecahkan oleh para insinyur di Tesla. Mereka kabarnya tengah mengembangkan batere yang usianya mampu bertahan sekurang-kurangnya hingga 100 tahun.

Pakar teknologi batere, Jeff Dhan, yang juga bekerja di Dalhousie University, Halifax, Kanada, bersama mahasiswanya adalah pihak yang diajak Tesla bekerja sama melalui divisi Advanced Battery Research, sejak 2016 lalu.   

Dahn bersama koleganya melakukan studi ilmiah melalui tulisan berjudul “Li[Ni0.5Mn0.3Co0.2]O2 as a Superior Alternative to LiFePO4 for Long-Lived Low Voltage Li-Ion Cell”, yang belum lama dipublikasikan di Journal od the Electrochemical Society. Tulisan ini menerangkan potensi dari batere nikel yang sedang mereka pelajari.

Batere lithium ion fosfat (LiFePO4), teknologi baru ini punya daya tahan yang lebih panjang dan punya kepadatan energi yang lebih tinggi dibanding batere lithium ion. Teknologi baru yang membutuhkan sel batere lebih sedikit ini, bisa memnjadi solusi masalah bahan baku dan juga menurunkan ongkos dari kendaraan listrik.

Pemakaian nikel bakal menambah kepadatan energi batere. Tulisan tersebut juga menjelaskan kondisi ideal untuk batere ini adalah di suhu 25 derajat Celsius (77°F), yang memungkinkan daya tahannya hingga lebih dari satu abad. Teknologi batere terbaru ini pun bisa disandingkan dengan sedikit atau tanpa kobalt sama sekali. Hal ini merupakan langkah signifikan karena selama ini kobalt dianggap sebagai pemicu polusi pada air, udara, dan tanah, serta pada pernapasan dan masalah kesehatan para penambang.

Dalam upaya menyempurnakan batere tersebut, masalah kepadatan energi adalah hal utama. Kepadatan energi yang rendah berarti menuntut ukuran dimensi batere yang besar untuk dipakai, contohnya, pada kendaraan. Sebaliknya, kepadatan energi yang tinggi menjadikan ukuran batere yang lebih kompak dan juga jarak tempuh yang lebih jauh untuk kendaraan listrik. Salah satu alasan sulit menggantikan energi fosil lantaran kemampuannya memenuhi kepadatan energi yang tinggi, lebih dari 100 kali dibandingkan tenaga batere yang dibuat oleh manusia sejauh ini.

Tesla dalam hal ini memutuskan untuk terus bekerja sama dengan Dahn dan timnya hingga 2026. Hal ini demi masa depan yang lebih murah, dan lebih efisien untuk kendaraan listrik.  

banner