banner
Sejumlah relawan muda membangun pondasi rumah warga sehingga layak huni di Desa Kedung Dalem, Mauk, Tangerang, Sabtu (29/10/2022). Foto: Istimewa/Habitat Indonesia
Liputan

Habitat for Humanity Indonesia Ajak 300 Relawan Muda Bangun Rumah Layak Warga

247 views

Jakarta, MajalahCSR.id – Memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2022, Habitat for Humanity Indonesia menggelar aksi 28uild (dibaca “to build”, red.), Sabtu (29/10/2022). Kegiatan 28uild ini melibatkan sekitar 300 relawan muda dari beragam profesi, mulai dari mahasiswa, pekerja, maupun public figure. Para relawan tersebut turut membangun dan mengecat puluhan rumah dan sekolah sehingga layak huni dan pakai. Aksi ini dilakukan serentak di dua kota, yakni Mauk, Tangerang dan Gresik, Surabaya.

Aksi 28uild merupakan kegiatan rutin tiap tahun yang dilakukan oleh Habitat sejak 2012 namun vakum saat  pandemic Covid-19 (2020 dan 2021). Tujuan program adalah sebagai upaya untuk menyatukan semangat generasi muda dan melibatkan mereka secara langsung dalam pembangunan.

Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para generasi muda akan pentingnya tempat tinggal yang layak dan sehat demi tercapainya kehidupan yang layak dan sejahtera, utamanya bagi warga tak mampu. Terhitung sampai saat ini, 28uild telah berhasil diikuti lebih dari 2,900 relawan dari beberapa kota, seperti Jakarta, Batam, Yogyakarta dan Surabaya.

Susanto, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia menegaskan, “Kegiatan 28uild ini merupakan komitmen tiap tahun kami dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan terus mendorong dan melibatkan generasi muda dalam mendukung pembangunan bangsa.”

Susanto lebih lanjut menuturkan, bahwa bangsa Indonesia bisa eksis karena tidak terlepas dari semangat para pendahulu yang merupakan pemuda. Berfokus membangun negeri melalui pembangunan rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah, Habitat, lanjutnya, berkeinginan agar anak muda terlibat dalam kegiatan aksi kepedulian pada sesama. Tujuannya, untuk membangun pondasi bangsa, yang dimulai dari hal sederhana seperti membantu membangun rumah bagi warga yang membutuhkan.

“Kita tahu bahwa masih terdapat jutaan keluarga di Indonesia yang masih terus menderita dan berjuang tinggal di rumah yang tidak sepantasnya disebut tempat tinggal layak,” terang Susanto. Habitat dalam program ini juga mengajak sejumlah perusahaan untuk sama-sama memberikan kepedulian mereka melalui program Corporate Social Responsibility-nya. 

Salah satu relawan muda yang juga merupakan public figure, Daniel Mananta yang sudah beberapa kali turut dalam 28uild mengisahkan jika dirinya terlibat dalam program aksi ini sekitar 4 atau 5 tahun lalu.

“Awalnya hati saya tersentuh karena mendengar bahwa mental anak-anak yang tinggal di rumah yang terbuat dari lantai tanah liat dan keramik itu beda. Mental anak-anak yang tumbuh di rumah yang berdinding dan beratap layak beda dengan yang berdinding bambu,” ungkapnya.

Keterlibatan pesohor ini bersama Habitat, diakuinya merupakan langkah yang masih kecil, namun bermakna guna membangun Indonesia menjadi lebih maju.

“Saya ingin meningkatkan kualitas sesama melalui penyediaan hunian layak bersama Habitat. Harapannya, generasi dini ini ketika ke sekolah bisa dengan bangga bilang bahwa rumahnya aman, nyaman, dan bisa mendukung kehidupan mereka ke depan,” tuturnya.

Daniel di sela aktivitas membangun pondasi rumah warga, menambahkan jika dirinya melihat bukti adanya perubahan mental anak-anak yang semakin bahagia dan percaya diri ketika rumahnya sudah dibangun dan menjadi hunian yang layak tinggal. Dia berharap perubahan ini terus terjadi seiring dengan program yang juga terus dilaksanakan oleh Inhabitat, sehingga manfaat keterlibatannya ini bisa menjadi warisan tak ternilai yang diteruskan oleh anaknya kelak.  

Melalui kegiatan 28uild ini, Habitat bersama para relawan muda berhasil membangun 15 rumah, mengecat 32 rumah dan 2 sekolah dasar dan 1 PAUD di Tangerang dan Gresik.

Kepala Desa Kedung Dalem, Suryadi menyampaikan bahwa Habitat sudah hadir di desa mereka sekitar 9 atau 10 tahun. “Di satu kecamatan saja, Habitat sudah membangun 230 rumah layak huni dan sekitar 700 sanitasi. Tidak hanya rumah, tetapi juga fasilitas seperti laboratorium komputer dan taman baca sampai ke tingkat RT yang bisa mendukung pendidikan anak-anak di desa kami. Habitat ini benar-benar mitra pemerintah untuk membangun Negara Indonesia,” jelas Suryadi.

Suryadi menegaskan bahwa, hasil pembangunan dari Inhabitat juga mengubah perilaku tak sehat warganya yang kerap bersanitasi sembarangan menjadi lebih higienis karena terbangunnya sanitasi layak di rumah mereka. Ada pun pemilihan pembangunan hunian warga juga tidak sembarangan, karena hanya bagi warga yang memiliki syarat kepemilikan resmi.

Harapan memiliki tempat tinggal layak juga disampaikan Asiyah, warga Kedung Dalem, yang rumahnya tengah dibangun secara lebih permanen. “Dulu rumah saya berdinding bambu, dan kadang ada ular yang masuk,” katanya mengenang.

banner