Potensi ekonomi dari budidaya vanili demikian besar. Selain nilai ekonomi yang besar, pasar dari komoditas ini juga terbuka lebar. Satu kilogram vanili di pembeli akhir mampu terjual USD 500 atau bila dikurskan (Rp 14.100) menjadi Rp 7 juta lebih, sehingga tanaman ini kerap dijuluki emas hijau.
Untuk memberikan pembekalan yang cukup, Persatuan Petani Vanili Indonesia (PPVI) menyelenggarakan pelatihan budidaya vanili dari hulu ke hilir berdasarkan SOP. Pelatihan yang dilaksanakan di di Desa Wonokerto – Kec. Turi – Kab. Sleman – Yogyakarta mengusung tema “Membangun Kejayaan Vanili Indonesia” pada 29 November – 1 Desember kemarin.
Pelatihan ini membahas tuntas dari mulai pembibitan, pemupukan, pencegahan penyakit, pengolahan buah sampai pemasaran. Menghadirkan para pembicara dan trainer yang pakar dalam bidangnya, yaitu Bambang Hadi Sutrisno, Ahli Budidaya Vanili dari UGM, lalu Endang Hadipoentyanti, Ahli Utama Genetika dan Pemuliaan Tanaman Vanili dari Balitbangtan (Balitro), Efi Taufik, Praktisi Hama Penyakit Vanili, dan Djatmiko Pambudi, Praktisi Pupuk AB Mix Vanila serta Aden Sayebatul Hamdi, Praktisi Pertanian Vanili dan Koordinator Trainer selama pelatihan.

Pembukaan pelatihan dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, seperti ketua umum PPVI Rudi Ginting dan Bupati Sleman Sri Purnomo, Gubernur DI Yogyakarta yang diwakili Moedji Raharjo, dan pejabat lainnya. Acara tingkat nasional ini dihadiri lebih kurang 270 peserta dari 23 provinsi di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua. Yang menarik, beberapa kepala desa berbagai provinsi ikut hadir menjadi peserta dengan tujuan untuk mengimplementasikan desa vanili di daerahya masing masing.
Rudi Ginting dalam sambutannya menyatakan, “Petani vanili merupakan satu kesatuan yang tumbuh, bergerak dan maju bersama di seluruh penjuru daerah masing-masing membangun kembali kejayaan vanili Indonesia. Petani vanili di seluruh Indonesia adalah satu keluarga, dan harus meningkatkan kemampuan bersaing di kelas global dan masa depan generasi selanjutnya. Petani vanili Indonesia adalah kelas desa yang menjadi kelas dunia. ”
Bersamaan dengan acara ini, Desa Wonokerto di resmikan sebagai desa vanili pertama di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah yang kemudian akan berlanjut ke desa – desa lainnya secara terintegrasi berbasis kearifan lokal. Secara simbolis, peresmian desa vanili dilakukan dengan pemotongan pita dan pananaman vanili yang dilakukan oleh para tamu undangan, kemudian photo bersama serta lanjut kunjungan ke kebun vanili.