MajalahCSR.id – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang biasa diperingati 21 Februari berawal dari peristiwa ledakan besar dan longsor gunungan sampah sepanjang 200 meter dan tinggi 60 meter di TPA Leuwigajah, Jawa Barat pada 16 tahun yang lalu.
Kejadian itu memicu kesadaran bahwa persoalan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Dibutuhkan kolaborasi pemerintah, industri, instansi terkait dan masyarakat dalam penanganan sampah. Oleh karena itu, Coca-Cola Amatil Indonesia melalui program Fun Learning Studio Coca-Cola Forest Pabrik Sumedang mengajak masyarakat umum mengikuti kampanye pengelolaan sampah dari sumbernya melalui edukasi yang dikemas secara menarik. Kegiatannya berupa berbagai lomba pengelolaan sampah di social media, termasuk Instagram.
Lomba pengelolaan sampah mencakup mengidentifikasi jenis sampah rumah tangga, pemilahan sampah, pemanfaatan kembali barang bekas, pembuatan kompos secara sederhana, hingga membuat kreasi daur ulang sekreatif mungkin yang dilakukan peserta.
Melengkapi kampanye HPSN, Amatil Indonesia pun menggelar webinar Fun Learning Studio Coca-Cola Forest yang menginformasikan aksi Coca-Cola Amatil Indonesia melalui program Coca-Cola Forest untuk melakukan penanaman di lahan kritis di Jawa Barat, serta program edukasi Fun Learning Studio.
Webinar menghadirkan narasumber dari Kertabumi Recycling dan Wise Waste yang membawa materi tentang berbagai teknik upcycling untuk sampah anorganik, urgensi memulai gerakan hijau serta bisnis hijau dan hal fundamental yang harus dilakukan oleh pelaku usaha hijau. Tak ketinggalan penjelasan tentang berbagai macam jenis green business dan bagaimana cara pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Selain itu masih dalam kamopanye yang sama, Amatil Indonesia juga menyelenggarakan Kelas Gen Hijau dengan tema Aksi Cerdas Kelola Sampah. Kegiatan ini dilakukan melalui webinar bersama murid dan para guru SDN 05 Sukadanau Cikarang Barat dan SDN 01 Kapuk Muara Jakarta Utara.
Amatil Indonesia memberikan petunjuk pengelolaan sampah dari sumbernya dan pemilahan berdasarkan jenis sampah, yakni sampah organik, non-organik dan sampah residu yang dihasilkan di rumah. Dihadiri 60 peserta murid dan guru, webinar dikemas dengan menarik disertai lomba foto dan testimoni dari masing-masing duta lingkungan sekolah.
