MajalahCSR.id –
Studi baru mengungkap, terumbu karang di Samudra Hindia sedang dalam bahaya kepunahan dalam 50 tahun ke depan. Terhampar dari Kepulauan Seychelles atau Seiselensa, timur laut Madagaskar, hingga Afrika Selatan, bahaya kepunahan ini juga berdampak pada mengancam kehidupan habitat perairan, dan penghidupan di lautan termasuk pada manusia.
Delapan belas pakar, mayoritas pekerja dari institusi Afrika, berkontribusi terhadap studi ini yang dipublikasikan di Nature Sustainability di awal minggu kemarin. Mereka menganalisis 11 sub wilayah di barat Samudra Hindia berdasarkan data dari International Union for the Conservation of Nature (IUCN), yang sebelumnya mengamati ancaman sama pada tanaman dan satwa. Kali ini, studi yang dilakukan menitikberatkan pada ketahanan ekosistem terumbu.
Hasilnya memang tak mengherankan, pemanasan global yang mendorong suhu dan permukaan air naik, menempatkan terumbu ke dalam bahaya. Terlebih, sifat koral atau terumbu yang menolak keberadaan alga memicu proses yang disebut “bleaching events” atau pemutihan, dan akhirnya diikuti kematian koral.
“Kehancuran terumbu karang ini dalam kata lain adalah kepunahan dalam sistemnya,” kata David Obura, pimpinan riset dan ketua IUCN koral, seperti yang diberitakan The Guardian. “Anda mungkin bisa menemukan beberapa spesies hewan laut di sana, namun mereka tak lagi bisa membentuk terumbu karang.“
Obura melanjutkan, manfaat yang kita dapatkan dari terumbu karang seperti mencegah kenaikan permukaan laut, destinasi turisme, lokasi wisata pemancingan yang menjadi andalan penghidupan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, jadi terancam.
Sektor turisme, imbuh Obura, sangat besar di timur Afrika dan bergantung pada keberadaan terumbu karang yang sehat.
Saat ancaman kepunahan terumbu karang sedang terjadi dalam kurun 50 tahun ke depan, akan makin cepat terjadi jika manusia gagal menangani pemanasan global. “Masa depan sangat bergantung pada apa yang manusia lakukan dalam 10 tahun ke depan,” tegas Obura.
Dalam tataran global, keberadaan terumbu karang terus menyusut hingga 50% sejak dekade 1950-an. Polusi, perubahan iklim, penangkapan ikan yang berlebihan, kehancuran habitat adalah beberapa musabab penting yang bisa membunuh habitat terumbu. Beberapa di antaranya yang benar-benar dalam ancaman kepunahan terdapat di Madagaskar, Komoro, dan kepulauan Mascarenhas di Mauritius.