banner
Suasana Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Foto : Associated Press
Liputan

AS dan China Paparkan Kebijakan Iklim Menjanjikan di Sidang Umum PBB

521 views

MajalahCSR.id – Dua raksasa ekonomi dunia, sekaligus penyumbang emisi karbon terbesar, menyatakan komitmennya untuk menghentikan pembiayaan proyek pemicu krisis iklim. Pada pertemuan Sidang Umum PBB di New York, Selasa (21/9/2021) lalu, AS dan China  berjanji untuk memutus pembiayaan pada aksi pembangunan yang memperparah kondisi iklim. Komitmen ini merupakan kabar baik, terlebih bagi pihak-pihak yang memperjuangkan momentum penghentian krisis iklim menjelang pertemuan tingkat tinggi iklim COP26 pada November depan.

Menyitir pernyataan Xi Jinping, Presiden China, negaranya tak akan lagi membangun tambang batu bara di luar negeri. Saat kebijakan itu diterapkan, China berarti menghentikan US$50 miliar dari investasi luar negerinya. Konsekuensinya, ini menjadi akhir era eksplorasi tenaga batu bara negara tirai bambu tersebut. China merupakan investor terbesar dunia dalam pembangkit tenaga batu bara. Ecowatch memberitakan, China sebelumnya berencana membangun hingga 47 pembangkit energi batu bara di 20 negara, yang kemungkinan dibatalkan seiring kebijakan penghentian pembiayaan proyek pemicu krisis iklim.  

Joanna Lewis, pakar negara tirai bambu, energi dan perubahan iklim dari Georgetown University, mengelaborasi komitmen China tersebut. “Ini merupakan keputusan besar. China adalah negara pemodal paling signifikan terakhir terkait batu bara di luar negari. Pengumuman ini adalah akhir dari dukungan terhadap energi batu bara secara global,” jelas Lewis kepada pewarta. “Pengumuman seperti inilah yang selama ini dinantikan.”

Sementara Amerika Serikat melalui Presiden Joe Biden berjanji untuk meningkatkan bantuan permodalan bagi negara berkembang dalam menghentikan krisis iklim. “Pada April, kami mengumumkan AS akan melipat gandakan bantuan internasional untuk menolong sejumlah negara dalam penanganan krisis iklim, dan hari ini, kami dengan bangga menyampaikan bahwa hasil kerja sama dengan kongres adalah lebih menggandakan bantuan tersebut, termasuk pendanaan upaya adaptasi negara yang melakukannya,” sebut Biden dalam sidang umum PBB tersebut, Selasa (21/9/2021).

Di tengah kabar AS meningkatkan bantuan untuk negara berkembang, aksi yang dilakukan oleh sejumlah negara tersebut dalam penanganan perubahan iklim masih di bawah harapan. Sebagai contoh, pembiayaan yang dilakukan AS untuk iklim adalah US$11,4 miliar. Sementara lembaga independen, Overseas Development Institute, memperkirakan AS butuh sedikitnya pendanaan US$43,4 miliar untuk mencapai keberimbangan penanganan.

banner