banner
Berita

Aspal dari Plastik Beracun!

5439 views

Jalan Aspal Plastik di India belum Sukses

Di India, dimana proyek jalan dari campuran aspal dan plastik ini mulai diuji-cobakan, tidak ada jaminan terbebas dari bahan pencemar dan hanya bisa menggunakan sampah jenis  kemasan berlaminasi dengan ketebalan <60 mikron yang secara optimum campuran maksimalnya sebesar 8%, dan hanya toleran terhadap plastik berlapis dalam jumlah terbatas.

Dengan kata lain, plastik berlapis hanya  dapat digunakan sebagai pengisi tapi bukan bahan yang diutamakan dalam proses pembuatan jalan. Oleh karena itu, tujuan utama dari aspal plastik yaitu untuk memanfaatkan plastik yang sulit didaur ulang, tidak tercapai.

Di sisi lain Kemenko Maritim seringkali menyebutkan India sebagai percontohan studi kasus terhadap jalan aspal plastik, bahkan mengunjungi langsung Prof. R. Vasuvedan di Thiagarajar College of Engineering di Madurai, Tamil Nadu, India.

Jambulingam Street di Chennai, India.
Dok. Vittal Srinivas
thegurdian.com

Mempertimbangkan potensi risiko dari pencemar yang dilepas dari berbagai jenis plastik, beberapa studi dan Kongres Jalan India menyusun panduan yang merekomendasikan penggunaan plastik jenis Polietilen Kepadatan Rendah (LDPE), Polietilen Kepadatan Tinggi (HDPE), PET dan Poliuretana (PU) untuk konstruksi perkerasan.Hal ini tentu menjadi problematik karena jenis-jenis plastik tersebut bernilai tinggi dan telah didaur ulang untuk menjadi produk lain, seperti mainan, produk berbasis plastik lainnya atau benang polyester.

Sementara itu, kemungkinan penggunaan jenis plastik yang sulit di daur ulang, seperti plastik berlapis (multilayered plastic), juga terbatas. Pemerintah Indonesia juga harus melaksanakan amanat UU 18/2008 yang belum terlaksana, yaitu menerapkan pengurangan timbulan sampah di hulu dan sanitary landfill di hilir. Amanat UU 18/2008 lain yang belum dilaksanakan adalah sistem pelabelan plastik yang secara transparan menginformasikan kandungan berbagai bahan kimia yang digunakan di dalam plastik seperti misalnya pewarna, plastisizer dan bahan kimiawi berbahaya lainnya. Klorin dan logam berat terkandung pada pewarna dan berbagai jenis bahan aditif pada berbagai produk plastik akan sulit dideteksi tanpa penerapan sistem pelabelan.

banner