banner
Kayu hutan yang digunakan untuk kebutuhan industri. Foto : Istimewa
Wawasan

Berapa Pohon yang Diperlukan untuk Kebutuhan Tisu Toilet?

1898 views

MajalahCSR.id – Berapa banyak gulungan tisu toilet yang dihabiskan tiap tahun? Di rumah? Lingkungan? kota, bahkan negara?  QS Supplies, perusahaan distributor  produk toilet asal Inggris, menggelar riset untuk mengetahui hal ini.

Mengutip Inhabitat dari QS Supplies, Jumat (18/2/2022), riset ini mengungkapkan, setidaknya satu pohon bisa menghasilkan 1.500 gulungan tisu toilet. Angka ini sepintas menunjukkan rasio yang tinggi dari pohon ke produk. Namun jika dikaitkan dengan konsumsi konsumen, maka hasilnya akan berbeda.

Data angka sangat diperlukan termasuk jenis pemakaian dari satu negara ke negara lain. Yang dibahas dalam kaitan ini adalah soal limbah juga, tidak melulu soal penggunaan produk toilet. Hal ini karena untuk mendapat gambaran utuh, maka harus mempertimbangkan seluruh siklus tisu toilet.

Proses produksi

Pertama, terdapat sejumlah pekerja berikut alat berat dalam proses penebangan pohon (yang kayunya diambil untuk bahan baku kertas). Pada proses ini menghasilkan polusi pada air dan udara melalui bahan bakar kendaraan dan alat gergaji.

Selain itu muncul emisi melalui kendaraan angkut kayu menuju pabrik pengolahan, dampak pabrik pengolahan, pengemasan plastik, dan transportasi lebih lanjut menuju lokasi penjualan. Terakhir, juga memperhitungkan emisi kendaraan lain menuju kantor atau rumah konsumen.  

Berapa banyak kebutuhan tisu toilet di sejumlah negara maju?

Pada akhirnya, terlihat bahwa jumlah tisu toilet ini dampaknya lebih dari sekedar menebang pohon dan menjadikannya produk yang jadi limbah di toilet. Lalu berapa jumlahnya dalam angka? Ini tergantung dari di mana anda tinggal. Menimbang bahwa sekitar 70% populasi planet ini tak menggunakan tisu toilet, hanya mengandalkan air, ini membuktikan bahwa negara tertentu bertanggung jawab dalam praktik pemakaian tisu toilet ini.

Dimulai dengan AS. Setiap tahunnya negeri Paman Sam membutuhkan 31,1 juta pohon untuk memenuhi kebutuhan tisu toilet. Angkanya yang demikian besar berkontribusi langsung pada aktivitas deforestasi, erosi tanah, dan hilangnya keanekeragaman hayati hutan.

Menyebrang ke Inggris. Negara Ratu Elizabeth ini setidaknya butuh 3.115.437 kaki atau 949.585 meter gulungan tisu toilet per tahun. Ini sebanding dengan penebangan 5,7 juta pohon sehingga menyisakan lahan hutan gundul yang ukurannya demikian luas.

China bahkan jauh lebih besar lagi kebutuhannya, yang mencapai jumlah konsumsi 47 juta batang pohon per tahun. Meskipun diiringi upaya penanaman kembali, kebutuhan sebesar tadi tetap meninggalkan “bekas luka parut” pada lingkungan.

Sementara itu dalam soal konsumsi langsung, warga Australia ternyata rata-rata butuh 88 rol tisu toilet per orang per tahun. Jumlah yang sama juga terjadi pada warga Hongkong, Swiss, dan Swedia.

Ongkos pemakaian tisu toilet

Kebutuhan tisu toilet sangat dipengaruhi oleh budaya lingkungan. Kenyataannya, banyak pendapat mempersalahkan penggunaan tisu toilet sebagai pemicu masalah kesehatan di antaranya infeksi saluran kencing, hingga jadi transmisi penyakit, seperti kolera, hepatitis, dan penyebaran bakteri E.coli. Bisa dikatakan, pemakaian tisu toilet bukan cara terbaik untuk membersihkan diri.

Meskipun di belahan dunia lain, cara membersihkan buang air menggunakan air sepenuhnya, namun dilihat dari angka, sebagian penduduk lain masih mengandalkan tisu toilet. Contohnya, rata-rata masyarakat Portugal menghabiskan 11.232 rol tisu toilet sepanjang hidupnya. Sangat kontras dengan penduduk Nigeria yang mengonsumsi 56 rol dalam kurun waktu yang sama.

Riset QS Supplies selanjutnya mencoba menggabungkan hasil data dari beberapa sumber. Sebagai tambahan, dalam perhitungan sederhana bagaimana jumlah tisu toilet digunakan, dikonversikan ke dalam jumlah pohon guna mendapatkan gambaran sesuai kebutuhan. Studi yang dilakukan juga mencoba memvisualisasikan berapa banyak konsumsi tisu toilet agar benar-benar bisa dipahami dengan mudah.

Sebagai gambaran, jumlah tisu toilet yang dihabiskan AS per tahun jika dibuka gulungannya jadi lembaran, akan membentang sejauh 2,65 miliar mil. Jarak ini bahkan jika dikalkulasikan nyaris mencapai Planet Neptunus dari bumi. AS berada di posisi kedua, sementara konsumsi negara China sebagai peringkat pertama bentangannya mencapai jarak 4 miliar mil.

Angka-angka itu memang menakjubkan, dan cukup sulit mengonseptualisasi dampaknya. Satu pohon besar dapat memproduksi 1.500 rol tisu, yang hanya bisa mencukupi kebutuhan 10 orang di AS. Pohon yang membutuhkan puluhan tahun, bahkan generasi, untuk tumbuh kembali, sekedar menggantikan kebutuhan kurang dari selusin orang, berdasarkan konsumsi rata-rata 141 rol per orang per tahun.

Mencari solusi

Semua data di atas menghasilkan kesimpulan yang teramat jelas, penggunaan tisu toilet, membebani sumberdaya bumi. Menanam kembali hanya salah satu solusi. Mengurangi pemakaian adalah solusi lainnya. Salah satu jalan keluar adalah memanfaatkan sistem bidet di toilet (toilet yang dapat memancarkan air untuk membasuh).

Tentu saja ini membutuhkan tambahan air, sumberdaya alam yang lain. Namun, bahkan jika setiap orang memakai bidet, konsumsi airnya jauh lebih sedikit dibanding kebutuhan air pada proses produksi tisu toilet. Hal menguntungkan lain, bidet menghilangkan kebutuhan kemasan plastik tisu toilet yang berarti kontribusi lainnya terhadap upaya pengurangan limbah dan penggunaan minyak bumi (sebagai bahan baku plastik yang umum).

banner