MajalahCSR.id – DBS Group Holdings mengumumkan penunjukkan Helge Muenkel sebagai Chief Sustainability Officer sejak Rabu (26/1/2021) kemarin. Helge menggantikan Mikkel Larsen, yang ditunjuk sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Climate Impact X (CIX), perusahaan patungan milik DBS, SGX, Standard Chartered Bank dan Temasek, sejak November 2021.
Helge bergabung dengan DBS usai mengundurkan diri dari ING, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Asia Pasifik, Keuangan Berkelanjutan, dan Pasar Modal Global. Selama di jabatan tersebut, ia berhasil menumbuhkan bisnis bank di kawasan, yaitu layanan konsultasi terkait keberlanjutan dan keuangan berkelanjutan melalui beragami produk keuangan. Helge juga menjadi bagian dari tim manajemen Keuangan Berkelanjutan dan Pasar Modal Global ING serta Dewan Kualitas Keuangan Berkelanjutan global ING.
Piyush Gupta, CEO DBS Bank, alam keterangannya mengatakan, “Masalah iklim semakin mendesak. Melalui keuangan berkelanjutan, bank memainkan peran kunci dalam menggalakkan dan mengatasi dampak. DBS khususnya, berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050. Pada saat yang sama, masalah kesenjangan sosial juga muncul selama pandemi, hal yang patut mendapat perhatian sungguh-sungguh, dan DBS terus melanjutkan upaya gencar untuk mendukung usaha kecil dan masyarakat.”
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang keberlanjutan dan perbankan, Hegel, menurut Piyush, berada di tempat tepat untuk membangun komitmen perusahaan dan mengarahkan upaya DBS untuk membuat dampak ESG lebih besar di seluruh kawasan.
Sebagai advokat keberlanjutan aktif, Hegel memimpin Kelompok Kerja Pengungkapan terkait Keberlanjutan di Panel Penasihat Industri atau Industry Advisory Panel (IAP). Kelompok kerja ini juga mendukung 10 Kementerian Keuangan dan Regulator Pasar Modal ASEAN. Hal ini karena IAP bertujuan menciptakan ekosistem keuangan berkelanjutan di seluruh negara anggota di ASEAN.
Helge juga secara teratur terlibat dalam kelompok yang berfokus pada keberlanjutan, seperti, International Capital Market Association (ICMA) dan Asia Securities Industry & Financial Markets Association (ASIFMA).
Upaya keberlanjutan DBS
Untuk mendukung berbagai bisnis selama masa transisi keberlanjutan mereka, DBS berkomitmen menyediakan dana SGD 50 juta untuk proyek energi bersih dan terbarukan serta proyek ramah lingkungan hingga 2024. DBS juga menjadi bank Singapura pertama menawarkan pendanaan transisi dan bank pertama di dunia meluncurkan Kerangka Kerja Keuangan Berkelanjutan dan Transisi dan taksonomi pada 2020.
Selain itu, DBS adalah bank Singapura pertama menjadi penandatangan Net-Zero Banking Alliance (NZBA), yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melalui NZBA, DBS berkomitmen melakukan peralihan emisi gas rumah kaca (GRK) dari kegiatan operasional dan terkait dari portofolio pinjaman dan investasinya untuk diselaraskan dengan jalur menuju emisi nol bersih pada 2050 atau sebelumnya. DBS juga menjadi anggota kunci Banking for Impact, konsorsium terkemuka dunia untuk mengusulkan aturan pelaporan dampak lingkungan dan sosial baru bagi bank.
Untuk menciptakan dampak sosial positif, pada 2021, DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme mengucurkan dana hibah 3 juta dolar Singapura bagi 19 wirausaha sosial untuk mengembangkan dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Sejak 2015, sudah lebih dari 10 juta dolar Singapura dianugerahkan kepada 93 wirausaha sosial melalui program tersebut.