MajalahCSR.id – Ekonomi berkelanjutan merupakan prinsip vital saat populasi bumi kian membeludak. Contohnya, jika setiap negara mengonsumsi jumlah material mentah seperti yang dilakukan Amerika, maka butuh delapan bumi lainnya untuk menutupi kebutuhan sumberdaya itu. Karena hal itu dirasa mustahil, sejumlah perusahaan berinisiatif menerapkan pola sirkular pada produk mereka. Prinsip ini menjadikan kita tetap bisa memakai produk atau jasa yang diinginkan, tanpa perlu merusak lingkungan.
Siapa saja mereka? Mengutip Intelligentliiving, inilah enam perusahaan global yang terus mengupayakan dirinya terlibat dalam pelestarian bumi:
Timberland: Mengubah roda bekas menjadi sepatu baru
Alas kaki merupakan produk yang rakus material karet alami. Timberland bekerja sama dengan pabrik dan distributor roda kendaraan, Omi United, memproduksi alas kaki dengan mendaur ulang roda ban. Saat produk roda ban Timberland sudah tak lagi terpakai, limbahnya akan dikirim ke fasilitas daur ulang, mengubahnya jadi serpihan karet. Serpihan ini lantas diproses menjadi lembaran karet sebagai bagian alas luar dari sepatu Timberland yang baru.

Timberland yang mendaur ulang roda ban menjadi sol luar sepatu. Foto : Timberland
Johnson Controls: Baterai daur ulang
Johnson Controls sukses mendesain batere yang 99% bahannya berasal dari proses daur ulang. Kemampuan perusahaan tersebut bahna disebut capaian prestasi tertinggi dalam mengolah material kimia berbahaya dan kompleks. Perusahaan ini mendorong konsumennya, alih-alih membuang limbah batere, mendaur ulangnya demi mencegah terecmarnya tempat pembuangan sampah dari limbah berbahaya ini.

Johnson Controls mendaur ulang batere hingga 99%. Ilustrasi : Johnson Controls
Aquazone: Dari limbah air menjadi pupuk
Perusahaan Finlandia, Aquazone, mampu mengembangkan metode yang mengubah air limbah menjadi pupuk yang berguna. Langkah yang dilakukan adalah limbah air diolah secara biokimia, menghasilkan tiga elemen terpisah, yaitu zat padat, zat hara, dan air. Air dapat dimanfaatkan sebagai irigasi atau diduar ulang menjadi air minum. Sisanya, zat padat lumpur yang mengandung zat hara, sangat ideal untuk dijadikan pupuk organik.
Vigga: Berbagi pakaian
Perusahaan pakaian dari Denmark, Vigga, punya konsep bisnis yang unik. Vigga tidak mengolah limbah busana, tapi malah menghindarkan konsumen dari limbah busana. Ini disebut bentuk “shared economy” sebuah metode yang baik untuk prinsip ekonomi berkelanjutan. Vigga merupakan layanan keanggotaan, di mana para orang tua bisa menyewa pakaian organik untuk anak mereka melalui sirkular modeling. Melalui cara ini, para orang tua bisa menghemat waktu, uang, dan sumberdaya. Bila para orang tua menjadi anggota selama sebulan, Vigga akan mengirimkan 20 busana buat si kecil. Saat anak tumbuh besar dan ukuran pakaian tak lagi cukup, mereka mengembalikan pakaian lama, dan orang tua akan mendapatkan busna lain yang berukuran lebih besar.

Vigga mengembangkan bisnis subskripsi untuk peminjaman pakaian anak. Ilustrasi : Vigga
RAW For The Oceans: Mengolah sampah laut menjadi busana
Pharrell William, penyanyi, penulis lagu, musisi, produser rekaman, sekaligus desainer busana, mendirikan brand busana yang bernama RAW for the Oceans. Perusahaan pakaian ini secara khusus mengumpulkan limbah plastik dari laut dan pantai sebagai material busana siap pakai, seperti kaos atau t-shirt bergambar, kimono, dan busana kanvas. Salah satu bahan pembuatnya berasal dari limbah plastik yang dihancurkan lalu diubah menjadi benang yang disebut Bionic Yarn.

RAW for the Oceans milik musisi Pharrell Williams yang memproduksi busana dari limbah plastik. Foto : RAW for the Oceans
Smartwool: Mengubah kaos kaki bekas menjadi tempat tidur anjing peliharaan
Pada awal tahun ini, perusahaan berbasis di Colorado, Amerika, Smartwool, berusaha mengumpulkan kaos kaki bekas dan tak terpakai dari warga, apapun mereknya. Kaos kaki ini lantas diolah kembali menjadi produk alas tidur buat aning kesayangan. Upaya ini jugabisa menyelmatkan lingkungan dari timbunan limbah kaos kaki. Perusahaan bahkan merencanakan seluruh produknya seratus persen sirkular pada 2030 mendatang.