banner
Johary Mustapha (kanan) CEO Forest Interactive Johary Mustapha dan-Executive Director of ASEAN Foundation, Yang Mee Eng saat penandatanganan Memorandum of Understanding mendukung target SDGs 2030, Selasa (10/1/2023) di Jakarta. Foto: Istimewa
Berita

Forest Interactive Foundation Jalin Kerjasama dengan ASEAN Foundation 

210 views

Jakarta, MajalahCSR.id – Forest Interactive melalui Forest Interactive Foundation (FIF) memiliki misi jangka panjang untuk membina dan mengembangkan bakat ekonomi digital, memberdayakan masyarakat, dan melestarikan lingkungan melalui inisiatif dan program yang berkelanjutan. Misi tersebut selaras untuk mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030.

Sustainable Development Goals merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

Forest Interactive Foundation (FIF) yang didirikan sejak tahun 2021 telah menjalankan berbagai program demi membantu target SDGs 2030. Misalnya bekerja sama dengan Jawala Plantation Industries dan Ministry of Science, Technology and Innovation (MOSTI) Sabah menggelar Bayu Hackathon di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Forest Interactive Foundation juga mengirim 7 relawan dari karyawannya untuk berbagi ilmu kepada pelajar kurang mampu yang ada di komunitas Rumah Belajar Gartala di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Terbaru, Forest Interactive Foundation bekerja sama dengan ASEAN Public Relations Network (APRN), ASEAN Foundation, dan London School Public Relations menggelar forum “ASEAN Spot: 2030 SDG Goals, Where Are We Now?” di Auditorium Prof. Dr. Djajusman, Kampus B, LSPR Jakarta pada Selasa, 10 Januari 2022.

Forum tersebut menghadirkan pembicara Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business and President of ASEAN PR Network, Prita Kemal Gani, yang diwakili oleh Director of International Relations and Partnership Office dan Managing Director ASEAN PR Network, Candy Hernandez; CEO Forest Interactive, Johary Mustapha; Executive Director of ASEAN Foundation, Yang Mee Eng; serta CEO of Insan Bumi Mandiri Foundation, Zulfa Faizah.

Forum juga dihadiri mahasiswa LSPR Jakarta, praktisi SDGs, yayasan, dan media. Pada forum tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Forest Interactive Foundation dengan ASEAN terkait SDGs.

CEO Forest Interactive, Johary Mustapha dalam forum tersebut menjelaskan urutan negara yang sudah mencapai 17 tujuan SDGs, dari Finlandia, Denmark, Swedia, Norwegia, dan Austria, serta membandingkannya dengan Malaysia dan Indonesia yang masih terpaut jauh dari target. Ia pun mengajak semua pihak untuk membantu mencapai target SDGs tersebut, salah satunya dengan teknologi.

“Kita bisa membantu mencapai target tersebut salah satunya dengan teknologi. Namun, teknologi bisa menghambat target itu, misalnya jika kita tidak menggunakan waktu kita maka kita akan menjadi menghabiskan untuk entertainment, sebaliknya pemanfaatan teknologi dapat membantu percepatan target SDG salah satunya melalui akselerasi literasi teknologi di negara-negara ASEAN,” ujarnya.

Sementara itu, Executive Director of ASEAN Foundation, Yang Mee Eng menjelaskan ASEAN Foundation yang dibentuk pada Desember 1997 merupakan organisasi nonpolitik lintas negara Asia Tenggara yang fokus pada bidang pengembangan masyarakat dan sosial.

“Pilar kita ada pada seni dan budaya, pemberdayaan komunitas, pendiikan, lingkungan dan media. Misalnya dalam seni dan budaya, kita ada Konnect ASEAN, yang merupakan platform untuk menghadirkan karya pekerja seni dari ASEAN dan Korea,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, CEO Insan Bumi Mandiri Foundation, Zulfa Faizah menjelaskan Insan Bumi Mandiri  merupakan organisasi filantropi yang didirikan untuk membantu pemberdayaan komunitas yang ada di wilayah terpencil di Indonesia.

“Seperti yang Anda lihat dari tren filantropi 2022 di Indonesia bahwa 17 SDG Goal tidak diprioritaskan oleh banyak organisasi. Oleh karena itu, kami mendorong dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi  karena kolaborasi menciptakan dampak yang lebih berkelanjutan. Seperti kata pepatah Afrika, jika ingin cepat, pergilah sendiri, jika ingin pergi jauh, pergilah bersama. Saya percaya bersama-sama kita dapat mewujudkannya dan meninggalkan warisan bagi generasi penerus kita,” terangnya.

banner