banner
Berita

Generasi Millenial Ubah Persepsi Tempat Kerja

3103 views

Pengembangan diri menjadi hal utama

Dok. Pexels

Bagi generasi millennial, pengembangan diri adalah salah satu hal utama yang mereka kejar di dalam sebuah organisasi. Kini semakin banyak pekerja millennial yang memilih untuk bekerja sambil kuliah atau menjalankan berbagai pelatihan dari perusahaan ketimbang hanya menghabiskan waktu mereka di kampus untuk belajar.

Sebelum nantinya para millennial ini memilih untuk berkarier, terlebih dahulu mereka akan memaksimalkan potensi diri agar yakin atas jenjang karier yang mereka ambil. Proses pengembangan diri inilah yang akan membantu para millennial untuk berproses dalam membentuk kepribadian serta kepemimpinan yang nantinya akan berguna bagi mereka ketika akan memimpin sebuah tim atau perusahaan.

“Berikan kesempatan bagi generasi Y untuk mengembangkan diri mereka di perusahaan tempat mereka bekerja.”

Namun tidak hanya memberikan kesempatan, pelaku bisnis juga harus memberikan mereka pelatihan tentang kepemimpinan serta pengembangan diri lainnya. Juga, berikan mereka berbagai buku dan berbagai materi pembelajaran lainnya yang dapat membantu mereka untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Transparansi di lingkungan kerja millennial

Dok. Pexels

Dulu, pengambilan keputusan di dalam perusahaan biasanya tidak melibatkan staf. Adapun penyebabnya adalah seseorang atau sekelompok direksi yang berada di hierarki tertinggi organisasi dan pekerja tidak memiliki cukup otoritas untuk mengajukan keberatan atau saran lainnya. Kini, para millennial menginginkan sebuah tempat kerja yang transparan, di mana setiap hal yang terjadi di perusahaan harus mereka ketahui termasuk juga ketika perusahaan sedang memutuskan sesuatu.

“Transparansi adalah salah satu hal yang dicari oleh pada millennial dari diri pemimpin mereka, jadi tidak heran apabila transparansi adalah hal terdepan yang mereka lakukan ketika para millennial ini menjadi seorang pemimpin.”

Di Tech in Asia Indonesia sendiri, transparansi adalah salah satu bagian dari kultur perusahaan. Semua karyawan, baik leader maupun team player, akan saling menyampaikan berbagai gagasan mereka di sesi khusus sharing mereka yang dinamakan Coffee Hour dan Office Hour.

Lewat sesi tersebut, mereka akan sama-sama menyampaikan keluh kesah serta apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bisnis secara bersama-sama. Selain itu, setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan biasanya diputuskan berdasarkan data serta kebulatan suara dari tiap karyawannya. Penerapan transparansi dalam bisnis juga akan meningkatkan rasa percaya dari pekerja, karena mereka yakin telah bekerja dengan perusahaan yang memiliki integritas.

Hilangnya hierarki dari organisasi tradisional

Dok. Pexels

“Millennial membutuhkan seorang mentor, bukan bos.”

 Jadi idealnya, seorang pemimpin di sebuah perusahaan harus berfungsi layaknya seorang pelatih atau mentor, bukannya menjadi seseorang yang hanya menyuruh tanpa memberikan arahan tentang cara penyelesaiannya. Sebagai seorang mentor, pimpinan akan memandu para millennial untuk menyelesaikan pekerjaan mereka serta memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Pada kebanyakan perusahaan yang didominasi oleh para millennial sebagai pekerjanya, mungkin tidak akan ada yang menduga bahwa salah satu dari mereka adalah CEO atau pekerja C-Level lainnya. Ini karena millennial tidak terlalu peduli dengan hierarki yang ada di dalam organisasi tradisional.

Penghapusan hierarki ini sangat memudahkan para millennial untuk saling berkolaborasi tanpa perlu segan akan bekerja dengan para manajer, leader,atau pekerja yang lebih senior.

Di tempat kerja yang pekerjanya didominasi oleh kaum millennial seperti Tech in Asia Indonesia, mereka bekerja dengan pekerja lainnya layaknya seorang teman, yang tidak pernah merasa canggung atau harus mengikuti instruksi tertentu yang sifatnya kaku dan mengikat.

Semua dapat berpartisipasi untuk mengambil keputusan. Setiap orang memiliki porsinya untuk membangun perusahaan secara bersama-sama. Walau begitu, struktur organisasi perusahaan tetaplah ada, hanya saja penerapannya tidak sekaku korporasi.

Kehadiran para millennial di tempat kerja membawa warna tersendiri bagi perusahaan. Bagi bisnis yang siap, millennial dapat menjadi sebuah aset tersendiri bagi perusahaan berkat talenta serta pribadi mereka yang dinamis terhadap segala perubahan yang ada.

 

banner