banner
Para pewarta yang hadir meliput Peluncuran Program CSR Philips Lighting Indonesia "Kampung Terang Hemat Energi" periode 2017-2018, menyalakan Philips LifeLight, lampu LED berbasis tenaga surya yang merupakan salah satu produk yang akan diberikan kepada masyarakat di desa terpencil melalui program ini. Hadirin diajak untuk turut merasakan seperti apa hidup dalam kegelapan tanpa aliran listrik dan hanya bisa bergantung pada sumber pencahayaan tradisional seperti lilin, dan bagaimana pencahayaan memadai dapat membantu meningkatkan kehidupan masyarakat.Dok. Philips Lighting
Berita

Habis Gelap Terbitlah Terang

1427 views

Jakarta – Majalahcsr. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen memperbesar porsi energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Berdasarkan target Kementerian ESDM lewat Dirjen EBTKE, pada 2025 persentase pemanfaatan EBT untuk menjadi energi primer diharapkan bisa mencapai 23%.

Dalam program Corporate Social Responsibilitynya (CSR), Philips Lighting kembali memberikan cahaya di 25 desa yang belum teraliri listrik, dan berpotensi masih jauh dari rencana pemerintah untuk dialiri listrik. Program ini sekaligus kelanjutan program “Kampung Terang Hemat Energi (KTHE)” yang telah dimulai perseroan pada tahun 2015 di 9 desa di tiga kabupaten Sulawesi Selatan.

“Kami sangat senang dapat menolong lebih banyak lagi masyarakat dengan menjembatani kesenjangan pencahayaan antara kota dan wilayah pedesaan melalui  program ‘Kampung Terang Hemat Energi’,” ujar Country Leader Philips Lighting Indonesia, Rami Hajjar rabu (2/8).

Rami Hajjar, Country Leader Philips Lighting Indonesia, mengajak masyarakat untuk membantu mengakhiri ‘kemiskinan cahaya’ dalam sambutannya di acara Konferensi Pers Peluncuran Program Kampung Terang Hemat Energi 2017-2018.
Dok. Philips Lighting

Program KTHE ini akan menyediakan penerangan untuk rumah dan fasilitas umum seperti Puskesmas, sekolah dan jalan umum di beberapa desa di wilayah Sumatera Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku. Philips Lighting memperkirakan terciptanya 2.886 titik lampu baru, yang berarti hampir sepuluh kali lebih banyak dari jumlah titik lampu yang diciptakan semula di Sulawesi Selatan.

Pencahayaan akan membantu meningkatkan kehidupan masyarakat, memampukan kegiatan sehari-hari seperti belajar atau pekerjaan rumah tangga lainnya untuk dapat dilakukan bahkan setelah matahari terbenam. Puskesmas dapat beroperasi dengan layak dalam keadaan darurat di malam hari dan mobilitas masyarakat serta barang tidak lagi terbatas hanya pada siang hari.

Untuk setiap desa terpilih, program KTHE memberikan paket pencahayaan LED tenaga surya Philips yang inovatif, yang terdiri atas: (1) Solar Indoor Lighting System lengkap dengan panel surya, (2) Philips LifeLight yang 10 kali lebih terang dari lampu minyak tanah, dan (3) Solar LED Road Light untuk menerangi jalan-jalan di desa pada malam hari. Tahun ini, program akan diawali dengan menjangkau enam desa di Sumatera Utara.

Rami Hajjar, Country Leader Philips Lighting Indonesia dan Tomohiro Hamakawa, Chief Strategy Officer Kopernik menunjukkan lampu jalan LED berbasis tenaga surya: Philips Solar LED Road Light yang akan dipasang di sejumlah desa terpilih pada program CSR Kampung Terang Hemat Energi 2017-2018 Philips Lighting Indonesia. Dengan lampu jalan yang memadai, penduduk tak perlu merasa khawatir lagi ketika melintas di malam hari, mobilitas masyarakat desa pun tak terbatas hanya pada siang hari saja.
Dok. Philips Lighting

Data tahun 2016 menunjukkan bahwa di Indonesia, sekitar 12.000 desa  yang mencakup lebih dari 30 juta jiwa belum memiliki akses listrik. Desa-desa ini mengandalkan sumber pencahayaan yang menggunakan minyak tanah dan lilin sehingga penduduknya rentan terhadap bahaya kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.

Sebagai pemimpin global di bidang pencahayaan, Philips telah merevolusi pencahayaan selama lebih dari 125 tahun dengan mengutamakan pelanggan sebagai pusat dari setiap inovasinya dan meningkatkan kehidupan masyarakat, baik mereka yang tinggal di kota maupun di daerah pedalaman. Sejak penemuan pencahayaan tenaga surya, fokus perusahaan adalah untuk menyediakan sistem pencahayaan, di dalam dan di luar ruang, dengan mengandalkan energi terbarukan alami seperti sinar matahari. Khususnya di negara tropis seperti Indonesia, tentunya memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber pencahayaan. Pencahayaan LED tenaga surya Philips  memiliki konsumsi daya yang sangat rendah dan mudah untuk dipasang.

“Kami bangga bisa ikut mensukseskan program pemerintah untuk menggunakan energi baru terbarukan,” ujar Integrated Communication Manager Philips Lighting, Lea Kartika Indra.

Lea K. Indra, Integrated Communications Manager Philips Lighting Indonesia, menjelaskan mengenai program CSR Kampung Terang Hemat Energi 2017-2018 Philips Lighting Indonesia yang mengusung tema “Membawa Pencahayaan Hingga ke Pelosok Indonesia”. Sesuai temanya, program ini memperluas jangkauannya hingga ke 25 desa di empat daerah: Sumatera Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku, dan diharapkan akan menciptakan lebih dari 2.800 titik lampu baru.
Dok. Philips Lighting

Dalam sistem pencahayaannya, alat penyimpan akan bekerja menyimpan tenaga surya di siang hari. Pada malam hari, sistem ini secara efisien mengeluarkan tenaga listrik untuk menyalakan bohlam LED berdaya rendah, baik untuk penggunaan di dalam maupun luar rumah. Bahkan alat ini bisa di program untuk bertahan selama tiga hari tanpa menyerap tenaga surya.

Dalam program kedua kalinya ini, Philips bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kopernik yang bergerak di bidang teknologi untuk memberdayakan penduduk di desa terpencil. Bahkan pada program pertama kali, perseroan juga sudah bekerja sama dengan Kopernik.

Menurut Chief Strategi Officer Kopernik, Tomohira Takagawa menjelaskan bahwa untuk mengurangi kemiskinan bisa dengan tiga cara, yaitu distribusi energi, service konsultasi dan inisiatif proyek.

Tomohiro Hamakawa, Chief Strategy Officer Kopernik yang merupakan mitra Philips Lighting Indonesia dalam melaksanakan program CSR Kampung Terang Hemat Energi, menjelaskan lebih lanjut mengenai proses pelaksanaan program tersebut.
Dok. Philips Lighting

Selama ini di desa-desa yang belum teraliri oleh listrik biasanya menggunakan lampu minyak sebagai sarana penerangan. Namun asap yang dikeluarkan dari lampu minyak ini berdampak buruk pada kesehatan saat terhirup dan masuk ke paru-paru. Selain itu, penggunaan lampu minyak ini berpotensi lebih besar pada terjadinya kebakaran.

Philips Lighting telah menciptakan lebih dari 300 titik lampu baru bagi sekitar 11.800 masyarakat di Sulawesi Selatan. Di tahun yang sama, Philips Lighting secara global menyerukan ajakan untuk mengakhiri kemiskinan cahaya dalam rangka Tahun Cahaya Internasional PBB (UN’s International Year of Light – IYOL).

 

 

banner