MajalahCSR.id – Industri fesyen kini tak sekedar menitikberatkan pada terobosan desain. Banyak juga penggiat industri kreatif ini yang mengawinkan kreasinya dengan filosofi ramah lingkungan. Salah satunya desainer sepatu bernama Shahar Asor.
Shahar adalah lulusan desain industri yang mengreasikan sepatu anak yang bisa terurai! Sepatu bermerek Best Before ini memang terbuat dari bahan komposit yang diklaim “berkelanjutan”. Artinya, sepatu ini bisa terurai dan hancur saat dicuci. Shahar rupanya mendukung eko-fesyen di tengah kebiasaan konsumsi warga yang berlebihan.
Produk ini ibarat membeli makanan yang punya masa kadaluarsa. Best Before merupakan buah renungan dari pertanyaan, ”Bagaimana jika kita membeli pakaian sama halnya dengan membeli susu segar?”
“Tidak ada keraguan busana punya dampak positif. Bisa memberikan rasa percaya diri pemakainya. Tapi adakalanya kita membeli pakaian baru dengan alasan sederhana, kita membutuhkannya, seperti memeli pakaian hamil atau pakaian anak,” kata Shahar. “Beberapa dari kita mendonasikan pakaian layak pakai, yang lain mencoba mendaur ulang. Tapi tetap saja kita menemukan banyak limbah dari pakaian ini. Jadi mengingat masa pakainya yang singkat mengapa tetap membiarkan limbahnya mencemari bumi dalam waktau lama? Mengapa tidak membuat yang juga akan habis di akhir masa pakainya?”
Mengutip dari Inhabitat, Best Before mengakomodasi usia pakaian jangka panjang (beberapa pabrik bahkan merilis baju yang bisa terurai antara 20 hingga 200 tahun kemudian, dengan benang sintetis) dan kebutuhan untuk perubahan gaya fesyen, kesehatan, maupun pertumbuhan tubuh.
Dengan membawa konsep kadaluarsa pada industri fesyen, Best Before membawa kita pada jalur fesyen ke depan yang berkelanjutan. Sepatu ini berbahankan material komposit yang dirajut yang terpisah/terurai setelah beberapa kali dicuci. Tiap sepatu bagian atasnya terbuat dari bahan fleksibel sementara alasnya sangat kuat.
Sepatu ini hasil kolaborasi Shahar dengan Oded Shoseyov, seorang professor Pertanian, Pangan, dan Lingkungan Universitas Hebrew, Jerusalem, Israel. Bahan sepatu ini tak menghasilkan polutan berbahaya setelah terurai. Melalui cara ini, konsumen bisa tetap membelkan anak mereka sepatu tanpa memakai produk yang “unsustainable” yang berdampak merugikan bagi lingkungan, kini dan akan datang.