Korn Ferry Institute (KFI) baru-baru ini memublikasikan hasil penelitiannya tentang kepemimpinan bisnis. Hasilnya mengejutkan. Sebanyak 66% investor di Indonesia setuju bahwa dalam tiga tahun mendatang, Indonesia akan kekurangan pemimpin yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin perusahaan di masa depan.
Penelitian dilakukan secara ekstensif termasuk di dalamnya pendapat dari hampir 800 investor serta analisis detil terhadap lebih dari 150.000 pemimpin bisnis. Hal ini sangatlah memprihatinkan mengingat pentingnya faktor kepemimpinan perusahaan bagi investor di wilayah Asia Pasifik dan seluruh dunia.
“Perkembangan bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasi. Para pemimpin bisnis perlu melakukan disrupsi terhadap mereka sendiri dan timnya untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan dan menemukan peluang pasar baru yang belum dimasuki oleh pesaing (blue ocean) di tengah-tengah kondisi persaingan pasar yang sama (red ocean). Menjadi yang terdepan dalam persaingan berarti harus senantiasa menjadi perusahaan yang dapat bergerak cepat untuk beradaptasi dalam ekosistem bisnis yang ambigu. Pemimpin bisnis dengan kemampuan self disruptive akan membawa perusahaan untuk maju dan menentukan masa depan perusahaan. Berdasarkan penelitian Self-Disruptive Leader yang kami lakukan, 97 persen investor di Indonesia dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka meningkatkan investasi mereka di perusahaan-perusahaan yang berorientasi kepada masa depan,” kata Client Partner Korn Ferry Indonesia, Dr. Denny Turner.
Lebih lanjut Dr. Denny mengatakan bahwa para pemimpin bisnis juga diharapkan dapat menunjukkan sifat dan kemampuan untuk menentukan masa depan perusahaan di era disrupsi. Hasil penting lainnya dari penelitian ini menurut Dr. Denny adalah bahwa pemimpin bisnis harus mampu membangun rasa saling percaya (menurut 91% investor) dan mampu bangkit dari kegagalan (menurut 43% investor), mampu menghubungkan tujuan perusahaan dengan tujuan sosial dengan melibatkan karyawan, pelanggan, dan masyarakat (menurut 97% investor), serta mampu menciptakan kepemimpinan yang menumbuhkan kemampuan yang dibutuhkan di masa depan (menurut 94% investor).
Sebagai bagian dari penelitian global Self-Disruptive Leader (dan lebih jauh memastikan pendapat para investor), Korn Ferry menggali lebih jauh 150.000 profil para pemimpin bisnis di seluruh dunia, yang hasilnya bahkan lebih mengejutkan. Analisis tersebut mengungkapkan bahwa, rata-rata, hanya 15 persen eksekutif di seluruh dunia, termasuk di wilayah Asia Pasifik, memiliki kemampuan sebagai pemimpin yang hebat dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah saat ini.
Berikut proporsi pemimpin yang memiliki kemampuan self-disruptive berdasarkan negara:
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas pemimpin bisnis tidak dapat mengambil keputusan, dan melakukan tindakan cerdik secara cepat, tidak mampu memotivasi karyawan secara efektif ataupun membangun kepercayaan. Padahal seluruh kemampuan ini sangat diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan di masa depan.
Senior Client Partner Korn Ferry, Khoi Tu mengatakan bahwa perusahaan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan para pemimpin bisnis masa depan. “Untuk menutup kekurangan jumlah pemimpin bisnis, bisnis sangat perlu merevolusi cara mereka menemukan eksekutif masa depan yang memiliki apa yang dibutuhkan dan mempercepat pertumbuhan mereka, serta mengembangkan budaya yang dapat memberdayakan karyawan di seluruh tingkatan (level) agar mampu menghadapi tantangan dan berinovasi.”
Sementara itu menurut penelitian The Self-Disruptive Leader dibutuhkan sebuah model baru untuk kepemimpinan perusahaan yang siap menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan. Berbasis pada konsep kepemimpinan yang telah ada, yaitu kepemimpinan yang tangkas, digital dan inklusif, pemimpin dengan kemampuan self-disruptive juga harus memiliki portofolio keahlian yang berorientasi masa depan: dimensi ADAPT, yang terdiri atas kemampuan mengantisipasi, menggerakkan, mempercepat, membentuk kemitraan dan membangun kepercayaan.
Penulis penelitian “The Self-Disruptive Leader” Dennis Baltzley menyebutkan bahwa selama seratus tahun terakhir, para pemimpin diajarkan bahwa kontrol, konsistensi, dan kedekatan merupakan prinsip-prinsip kepemimpinan bisnis. Namun menurut Dennis yang juga merupakan kepala solusi global Korn Ferry ini, perubahan dramatis dalam lingkungan bisnis global membuat hal tersebut tidak lagi cukup kepercayaan, tujuan, dan memberi energi kepada orang lain sekarang menjadi perhatian utama.
Menurut penelitian ini, disrupsi dalam teknologi, globalisasi, demografik dan perilaku konsumen saat ini mengungkap keterbatasan kepemimpinan tradisional di seluruh dunia. “Semakin cepat kita menuju era disrupsi teknologi, maka tataran kompetisi pun semakin cepat berubah dibandingkan era terdahulu,” kata Khoi Tu. “Pemimpin dengan kemampuan self- desruptive yang mampu beradaptasi mengikuti perkembangan pasar, merupakan kunci kesuksesan dalam era disrupsi masa kini. Namun tidak semua pemimpin bisnis siap menghadapi berbagai tantangan.”
Sebagai contoh perbandingan pemimpin dengan kemampuan self-desruptive di negara-negara Asia Pasifik yakni Hong Kong, Singapura, dan India yang emiliki proporsi pemimpin dengan kemampuan self- desruptive tertinggi. Ketiga negara ini menduduki posisi teratas baik di tingkat regional maupun global, dengan 17 persen pemimpin bisnis di negara-negara tersebut siap menghadapi tantangan masa depan dan memiliki kemampuan ADAPT untuk mencapai kesuksesan di era disrupsi.