Jakarta, Majalahcsr.id – Kereta api merupakan alat moda transportasi darat tertua di dunia yang sangat membantu pergerakan manusia dan kebutuhan pengiriman. Teknologi yang kian berkembang mendorong penyempurnaan tenaga penggeraknya, mulai dari jamannya bertenaga uap, listrik, kemudian diesel. Saat ini di mana teknologi perlu menyesuaikan dengan kondisi sekitar, terutama kondisi bumi yang kian dibebani emisi, maka terciptalah kereta api bertenaga hydrogen pertama di dunia.
Jerman menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi teknologi hydrogen pada kereta api komersial mereka. Menurut CNN Travel, pada Rabu (24/8/2022) lalu, ada 5 kereta api hydrogen pertama yang akan melayani 14 rute di Negara Bagian Lower Saxony, Jerman. Pada akhir 2022, kereta api ini direncanakan bakal mengganti 15 moda kereta api diesel yang dianggap tidak ramah lingkungan dan energi.
Kereta bernama Coradia iLint ini sangat senyap dan bebas emisi, dan hanya membopong mesin yang yang tenaganya berasal dari kondensasi air dan uap. Satu tabung hydrogen mampu menghidupkan mesin kereta yang menempuh jarak hingga 621 mil atau lebih dari 1,030 km.
“Mobilitas yang bebas emisi adalah hal paling penting untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan,” ujar Henri Poupart-Lafarge, CEO produsen kereta Alstom. Kereta ini mampu berlari antara 50 hingga 75 mil atau 83 – 125 km per jam. Namun dalam pengoperasian kecepatannya mampu menembus 87 mil per jam atau sekira 144,5 km per jam.
Selain itu, guna mendukung operasionalisasi, sudah dibangun satu stasiun pengisian hydrogen yang dilengkapi 64 tanki penyimpanan bertekanan tinggi, dan kompresor hidrogen. Satu kilo hidrogen setara dengan 4,5 kilo solar.
Setelah Lower Saxony, pengembangan kereta hydrogen di Jerman akan dilanjutkan ke kawasan Fankfurt, di mana sebanya 27 kereta hydrogen yang disiapkan. Selain Jerman, ada negara Perancis dan Itali, yang bersiap membangun kereta hydrogen penumpang yang pertama di negaranya.