MajalahCSR.id – Baju, sepatu, kaus kaki, onderdil mobil, aneka bentuk styrofoam, adalah benda-benda yang terbuat dari plastik atau campurannya. Penggunaan plastik sebagai material hingga saat ini tetap jadi primadona, karena sifatnya seperti ringan, fleksibel, tidak berkarat, dan tak menghantar listrik, dan murah. Tetapi seiring eksploitasi manfaat dan keunggulan plastik, muncul dampak buruk berupa limbah.
Melansir dari Inhabitat, Senin (13/6/2022), di antara sederetan daftar jenis limbah plastik yang mengancam lingkungan, salah satunya adalah jaring ikan yang tak terpakai alias sampah. Masalah ini lantas jadi perhatian Kelp Collection dari Interesting Times Gang. Mereka menawarkan solusi melalui skala yang besar, furnitur cetak 3 dimensi yang terbuat dari daur ulang limbah jaring ikan.
“Eksistensi manusia sangat bergantung pada laut kita berikut bentuk kehidupannya,” kata desainer furnitur yang tak disebutkan namanya itu. “Setiap tahun, ribuan jaring ikan dibuang ke kedalaman lautan Baltik sehingga menutupi dasar perairan. Limbah jaring ini menebar ancaman kematian dan kerusakkan pada ikan dan kehidupan laut berdekade-dekade setelahnya.”
Lalu bagaimana jika sampah jaring atau pukat ini diangkat dari laut dan bahkan jadi sumber material produk baru? Jawabannya ada pada kreativitas Interesting Times Gang yang membuat limbah ini (dicampur dengan serat kayu) berbuah produk furnitur cetak 3 dimensi yang “nyeni”. Terlebih lagi disebutkan, produk ini aman sebagai material ekosistem saat tak lagi digunakan. Pilhan lainnya, bisa diurai kembali jadi biomaterial baru.
Dalam konteks ini, desain furnitur yang dinamai Kelp Collections ini secara visual terinspirasi dari biomimicry atau mencontoh desain alam dan menjadikannya inspirasi untuk kehidupan manusia yang lebih baik. Secara visual, kursi berkelir hijau ini menampilkan garis lekukan gelombang dan lambaian bayangan dari rumput laut yang elegan.
Selain itu, furnitur yang termasuk bagian dari Kelp Collection ini salah satunya di bawah pengawasan dua chef bersertifikat Michellin, Niclas Jonsson, dan Daniel Hoglander. Adalah furnitur ini dibuat untuk gerai sushi mereka, Black Milk Sushi, yang berlokasi di Stockholm, Swedia, yang rencananya bakal dibuka pada musim semi 2022 ini. Furnitur ini menambahkan kesan unik tak biasa, dan “pesan berkelanjutan” pada restoran yang akan dibuka tersebut.
Sejauh ini, Kelp sudah berhasil menyingkirkan karbon dari laut Baltik yang setara dengan penanaman 20 hektar pohon di darat. Dengan bermisikan nilai kepedulian pada kehidupan ekosistem bawah air, desainer dan restoran yang memakainya berharap produk ini jadi bagian dari solusi keberlanjutan lingkungan.