MajalahCSR.id – Dua gadis bersaudara asal Inggris menggalang petisi yang sukses mendorong perusahaan waralaba popular ini akhirnya mengganti kebijakan mereka. Keduanya meminta McDonald’s untuk menawarkan mainan yang lebih “sustainable” pada paket Happy Meal mereka. Bahkan, karena desakkan kampanye tersebut, perusahaan burger dunia itu belum lama ini mengumumkan bahwa pada 2025 mendatang, paket mainan mereka sudah sepenuhnya ramah lingkungan.
Mengutip dari Inhabitat, dua gadis muda bernama Ella dan Caitlin Wood berhasil mengumpulkan 325.000 tanda tangan untuk aksi petisi sejak 2018 silam. Sang Ibu, Rachel Wood, sangat mendukung kampanye kedua putrinya itu. “Coba bayangkan, anda membuka kantong plastik untuk mengambil barang (mainan) berbahan plastik lainnya, yang hanya dimainkan 5 menit, setelah itu dibuang ke tempat sampah,” katanya kepada Wall Street Journal dalam liputan soal kampanye ini, pada 2019 silam.
McDonald’s memproduksi lebih dari satu miliar mainan tiap tahun, yang kebanyakan bermaterial plastik dari bahan bakar fosil (sulit terurai). Rencana baru mereka adalah memangkas 90% pemakaian plastik murni dalam beberapa tahun ke depan. Alih-alih plastik, waralaba fastfood ini bakal menggunakan lebih banyak kertas dan karton. Sebagai contoh, konsumen nanti mendapatkan potongan karton yang bisa disusun untuk menjadi figur superhero seperti Batman, misalnya.
Anak-anak di Irlandia, Perancis, dan Inggris, mulai diperkenalkan pada mainan baru ini. Sementara negara lainnya, seperti AS, akan dimulai pada Januari 2022 depan. Setelah itu, berlanjut ke ke lebih seratus negara lainnya yang masuk ke dalam jaringan waralaba, yang menyediakan paket Happy Meals, kemungkinan termasuk Indonesia.
Sebenarnya McDonald’s punya masalah lain yang berkenaan dengan lingkungan. Tak lain dan tak bukan adalah produk burgernya. Daging burger berasal dari peternakan yang justru memicu emisi gas rumah kaca yang tinggi. Banya aktivis lingkungan mengharapkan McDonald’s punya solusi untuk menggantikan daging sebagai bagian dari produk burger mereka.
Stephanie Feldstein, Direktur kependudukan dan keberlanjutan di Center for Biological Diversity, dalam pernyataannya menegaskan, McDonald’s sudah saatnya mengurangi bahan daging mereka dan “berhenti bermain-main dengan urusan keberlanjutan”.