Jakarta, MajalahCSR.id – Jamur dikenal sebagai bahan substitusi untuk material kulit hewani dan juga untuk keperluan pengemasan. Tapi, manfaat jamur tak lagi sampai di situ, sebuah studi menyarankan agar jamur dipakai untuk material elektronik yang mampu terurai sehingga ramah lingkungan.
Penemuan ini adalah hasil riset tiga pakar asal Austria, Doris Danninger, Martin Kaltenbrunner, dan Roland Pruckner, dari Johannes Kepler University Linz. Saat ketiganya bekerja untuk mengamati manfaat jamur dalam ruang isolasi, mereka lalu menemukan fakta bahwa jamur reishi (Ganoderma lucidium) punya kulit yang luar biasa kuat yang mampu melindungi jaringan tisu lembek di tubuhnya dari patogen dibandingkan jenis jamur lain, demikian menurut situs Inteligentliving.
Penemuan selanjutnya yang tak kalah menakjubkan adalah, kulit jamur ini bisa diambil dengan mudah dan dikeringkan untuk mendapatkan material yang kuat, fleksibel, dan tahan panas hingga suhu 250 derajat Celsius.
Saat sekarang, bagian dalam produk elektronik biasanya terdapat papan sirkuit yang memuat bagian terkecil dari benda-benda elektro yang mampu memfungsikan perangkat. Papan sirkuit ini umumnya bermaterialkan polimer yang sangat sulit untuk membuat benda elektro terpisah satu sama lain. Alhasil, membuat limbahnya sulit didaur ulang.
Pada sisi lain, apabila substrat jamur untuk papan sirkuit mulai rusak, maka elemen elektro yang tak dapat terurai dapat didaur ulang dan kembali digunakan. Lebih jauh, material kulit jamur ini dapat dipakai untuk perangkat implan medis. Ketika masa pakainya habis maka ia bisa terurai dengan sendirinya tanpa membahayakan kondisi tubuh pasien.
Material jamur ini menjadi menarik dan menantang untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya untuk baterai yang terbuat dari mycelium. Ini memungkinkan sejak adanya teknologi baterai yang dapat terhubung tanpa kabel ke perangkat elektronik. Selain itu, para ahli berusaha mengembangkan cara lain membentuk material membran yang terbuat dari kulit mycelium jamur untuk beragam konsep penggunaan.
Riset masih diteruskan untuk melihat bagaimana keefektifan papan sirkuit elektonik dari kulit jamur ini bisa padu dengan elemen elektro di atasnya. Jika hasilnya memuaskan, bukan tidak mungkin, menjadi akhir dari papan sirkuit plastik yang selama ini dipakai. Riset ini dinamai MycellioTronics: kulit mycellium jamur untuk perangkat elektronik berkelanjutan, yang dipublikasikan pada 11 November 2022 lalu.