banner
Ilustrasi Limbah Tekstil. Foto : Viktor Drachev, TASS
Berita

Mengotomatisasi Limbah Tekstil Akan Ubah Alur Daur Ulang Busana

1484 views

MajalahCSR.id – Tekstil dan industri fesyen punya potensi sirkular yang belum cukup dikembangkan. Salah satu isu utama dalam penerapan ekonomi sirkular di sektor ini adalah penanganan limbah tekstil, yang membutuhkan presisi tinggi dan masih dilakukan manual. Menjadikan proses penanganannya lebih otomatis dan diterapkan pada skala industrial bisa menjadi titik awal revolusi bagi dunia tekstil.

Mengutip dari Greenbiz, dua perusahaan, yaitu Stadler dari Jerman dan Tomra dari Norwegia, keduanya perusahaan yang khusus memiliki sistem mekanisme pengumpulan dan pendaur ulang limbah, mendirikan pabrik penyortiran limbah tekstil otomatis pertama di dunia yang bertempat di Malmo, Swedia.

Otomatisasi Penyortiran untuk Ekonomi Sirkular Bidang Tekstil

Didirikan oleh Vinnova, Lembaga Pengembangan dan Riset  milik Pemerintah Swedia, dan diarahkan oleh IVL, Institut Riset Lingkungan Swedia, fasilitas pabrik ini adalah bagian dari proyek SIPTex (Swedish Innovation Platform for Textile Sorting), yang bertujuan untuk mengembangkan solusi penyortiran skala pabrik yang cocok dengan kebutuhan pendaur ulang  dan industri fesyen. Keberadaan pabrik pengolahan itu merupakan kolaborasi antara Stadler – yang mendesain dan membangun fasilitas – serta Tomra – yang menyiapkan perangkat optikal NIR yang bisa mendeteksi limbah tekstil secara otomatis.

“Menyortir tekstil mengacu pada jenis serat yang berbeda yang membutuhkan perangkat dengan presisi yang tinggi,” jelas tenaga ahli dari Tomra. “Penyortiran bisa dilakukan secara manual, namun hasilnya tak bisa memenuhi kebutuhan perusahaan pendaur ulang juga industri fesyen. Hasilnya sedikit sekali. Proyek SIPTex membantu untuk mencapai kuantitas maupun kualitas melalui otomatisasi.”  

Proyek 3 Tahap

Pabrik di Malmo merupakan tahap ketiga dari serangkaian upaya yang dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Fase riset teoritis dilakujkan pada 2017 dengan pembangunan pabrik startup kecil bernama Avesta yang juga diinisiasi oleh Stadler dan Tomra. Avesta berhasil mengumpulkan dan menyortir 700 ton limbah tekstil dari pusat daur ulang. Fase atau tahap kedua adalah memahami isu teknis dan logistik yang perlu dipecahkan.

“Tujuan objektif kami adalah menguji kapabilitas peralatan untuk menyortir dan mengidentifikasi bermacam jenis tekstil atau mengoptimalisasikan proses yang dibutuhkan,” ucap Direktur Pemasaran International Stadler, Urban Kozinc. Dengan sensor yang sangat presisi akhirnya olah limbah yang dihasilkan bisa mencukupi kebutuhan industri daur ulang dan juga fesyen.

Fase ketiga mulai membangun pabrik penyortiran secara otomatis penuh, Sysav Industri AB di Malmo. Kapasitas pabrik ini mampu mengolah limbah tekstil hingga 4,5 metrik ton per jam dalam satu barisan conveyor. Material limbah yang masuk berasal dari tekstil sebelum dan setelah pakai atau limbah industri seperti potongan kain, benang, busana bekas pemakaian domestik, seluruhnya disortir dan dipisahkan sesuai jenis dan kualitas.  

banner