banner
Ilustrasi peluncuran roket satelit. Foto: Rocket Lab/Trevo via spacenews.com
Ragam

NASA Luncurkan Satelit Baru untuk Teliti Air Bumi

225 views

Jakarta, MajalahCSR.id – Bumi, tak terbantahkan, adalah planet yang paling ramah bagi mahluk hidup di tata surya. Hal ini disebabkan keberadaan air yang menyelimuti 71% bagian dari bumi ini. Air juga lah yang memengaruhi cuaca dan iklim bumi menjadi dinamis. Namun demikian, luas keseluruhan air di bumi masih belum terpetakan secara pasti hingga saat ini, karena lokasinya ada yang tak kasat mata.

Situasi ini mendorong badan antariksa Amerika Serikat (AS), NASA, meluncurkan satelit terbaru ke angkasa. Melansir Inhabitat dari situs resmi NASA, satelit ini bertugas untuk mengamati keberadaan sumber daya alam paling berharga tersebut. Satelit seharga USD1,2 miliar atau Rp 18,1 triliun akan akan melacak keluasan air berikut pergerakannya di seluruh bagian bumi, dalam skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Satelit The Surface Water and Ocean Topography (SWOT) akan memindai lebih dari 90% permukaan air bumi, termasuk mengukur kedalaman air di lautan maupun di dalam tanah. Menurut keterangan NASA, SWOT akan mampu mengitari bumi setiap 21 hari. Rata-rata satu hari, lebih dari satu terabit data akan dikumpulkan, lalu data tersebut akan dikirim ke bumi. Satelit ini dilengkapi radar yang disebut Ka-band Radar Interferometer, atau KaRIn, yang membuatnya unik. Radar ini bisa merekam informasi yang jauh lebih detail dibandingkan sensor kedalaman laut yang selama ini ada.

Data lengkap yang diambil akan menggambarkan danau-danau global berukuran hingga 62.500 meter persegi dan sungai dengan ukuran lebar hingga 100 meter. Terdapat lebih kurang 6 juta danau dan penadah air di bumi, namun data yang bisa diambil hanya terbatas pada 10.000 sampai 20.000 danau. Namun dengan satelit terbaru ini, mampu meneropong wilayah air yang berukuran jauh lebih kecil, yang sangat sulit diamati dari angkasa.

Salah satu aplikasi pada satelit bahkan bisa memperkirakan dampak pemanasan global pada lautan, danau, sungai, dan kawasan cadangan air. SWOT bahkan didesain untuk menangkap data resolusi tinggi terhadap pusaran air, arus laut, dan gelombang pasang surut.

“Laut yang menghangat, cuaca ekstrim, dan banyaknya kebakaran lahan, ini hanya beberapa konsekuensi yang dihadapi manusia karena perubahan iklim,” kata Bill Nelson, pejabat NASA, dalam keterangan resminya. “Krisis iklim membutuhkan semua usaha untuk menanganinya, dan SWOT merupakan realisasi dari kolaborasi panjang global yang dibutuhkan warga dunia, sehingga mereka bisa menghadapi masalah ini.”

Analisis SWOT ini memberikan pemahaman berharga dalam melacak meningginya permukaan laut untuk keselamatan pesisir pantai. Satelit ini bisa sangat bermanfaat pada kawasan yang kekurangan alat ukur pasang surut air laut, sekaligus menjadi instrumen dalam merekam ketinggian permukaan laut. Observasi SWOT ini bakal sangat membantu dalam meramalkan banjir dan kekeringan serta upaya mitigasinya.

Hal yang juga tak kalah penting adalah kerja sama pembuat kebijakan dan para ilmuwan, sehingga tercipta koordinasi menyeluruh yang bisa memberi solusi terhadap permasalahan manusia dan lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim ke depan.

banner