MajalahCSR.id – Organisasi lingkungan Greenpeace, pada minggu kemarin, mengungkapkan, para negara penghasil minyak, batubara, daging sapi dan ternak lainnya, melakukan upaya lobi untuk mengaburkan laporan iklim yang diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Hal ini disampaikan Greenpeace usai membentuk tim penyelidikan atas dugaan tersebut.
Menurut Greenpeace, negara produsen minyak fosil, seperti Saudi Arabia, Australia, Jepang, dan Iran, menginginkan agar badan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim bentukan PBB tidak merekomendasikan soal penghentian pemakaian minyak fosil. Dukungan juga muncul dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) atau organisasi negara-negara produsen minyak.
Selain itu, sejumlah negara eksportir komoditas daging dan susu terbesar seperti Brasil, dan Argentina, mencoba melakukan lobi yang sama karena mereka menentang himbauan PBB soal mengedepankan konsumsi pangan berbasis tanaman yang menguntungkan bagi iklim. Greenpeace melanjutkan, draft laporan yang diprakarsai IPCC working group sudah meraih lebih dari 32 ribu komentar dari sejumlah perusahaan, pemerintahan, dan pihak-pihak lain yang terkait.
“Komentar-komentar itu memperlihatkan taktik sejumlah negara yang berkeinginan untuk mengadopsi, menghalangi, hingga menunda aksi untuk mengentikan emisi,” sebut Simon Lewis, professor ahli perubahan global di University College London, seperti yang ditulis Unearthed.
Apakah komentar-komentar itu memiliki pengaruh? Ternyata tidak selalu. Menurut Mark Maslin, pakar ilmu sistem bumi di universitas yang sama, setiap negara memang selalu berkeinginan untuk melobi unutk kepentingan mereka pada laporan perubahan iklim yang diinisiasi IPCC.
“Komentar itu tidak berdampak pada laporan,” tegas Maslin, seperti yang dikutip dari The Guardian. “Saintis, pakar sosial, dan ekonomi yang menyusun laporan ini menggunakan basis bukti data valid yang terbaik untuk bumi dan penghuninya. Inilah mengapa public dan politisi di seluruh dunia mempercayai para ahli laporan IPCC, dan mereka menyadari tidak akan terpengaruh oleh politik murahan.”
Semoga saja pendapat Mark Maslin ini memang benar adanya.