Jakarta, MajalahCSR.id – Air raksa atau merkuri, alias “quicksilver”, adalah elemen kimia yang secara alamiah bisa ditemukan di alam. Namun demikian, aktivitas manusia yang berlebihan menyebabkan zat kimia ini akhirnya bocor mencemari air dan tanah. Kondisi ini memicu kontaminasi dampak yang berbahaya baik pada manusia maupun planet.
Tetapi baru-baru ini, perusahaan kimia bernama Albermarle Corporation mengumumkan satu produk yang tengah mereka kembangkan. Produk ini disebut berkemampuan menangkap air raksa yang bocor di alam, sehingga perannya sangat vital untuk mengurangi kadar pencemaran merkuri pada tanah, air, dan rantai makanan.
Melansir dari Inhabitat, nama produknya MercLok. Disebut sebagai produk fenomenal karena mampu menahan air raksa yang tercecer di tanah bahkan yang masuk ke lapisan air tanah. Perusahaan menjamin produk mereka ini aman baik pada manusia dan lingkungan ketika digunakan secara benar. Menurut keterangan perusahaan, MercLok adalah produk tak berbahaya jika petugasnya melakukan standar operasional serta memakai perlengkapan keselamatan. Selain itu, alat ini juga diklaim aman bagi lingkungan jika dipakai sesuai peruntukannya.
Jika klaim Albermarle ini benar, maka ini adalah langkah besar untuk menanggulangi pencemaran merkuri di kawasan terdampak, seperti bekas pertambangan. Tentunya upaya positif juga untuk menyingkirkan zat kimia berbahaya ini alih-alih mengontaminasi manusia dan hewan.
“Merkuri yang juga bernama populer ‘quicksilver’, pada alasan tertentu adalah zat bergerak yang sangat berbahaya, yang mampu menjalari tanah, air, udara, lalu memasukki rantai pangan, dan pada akhirnya menembus jaringan tubuh dan sistem syaraf manusia,” kata Jon Miller, penasehat Riset dan Teknologi Albemarle mengingatkan.
“MercLok akan menghambat racun, atau dengan kata lain menghindarkan kontak berbahaya merkuri terhadap lingkungan dan manusia,” kata Jon Miller, penasehat Riset dan Teknologi Albemarle.
Limbah pertambangan selama ini merupakan kontributor terbesar sumber merkuri. Praktik pertambangan dan limbahnya tak jarang mengakibatkan bencana ekologis akibat kebocoran merkuri di lokasi, lalu mengalir menuju laut, membuat ikan-ikan sebagai sumber pangan tercemar zat berbahaya.
Terkait hal ini, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) bahkan sudah berdekade melakukan pengawasan ketat pada elemen kimia ini. Terlebih banyaknya pekerja tambang yang mengalami gangguan kesehatan hingga meninggal akibat terpapar.
Merujuk lembaga kesehatan Amerika Serikat, EPA, “Terpapar merkuri dalam level tinggi bisa membahayakan otak, jantung, ginjal, paru-paru dan sistem imun pada manusia di berbagai usia. Jika paparan ini masuk ke dalam aliran darah dan mengontaminasi bayi dalam kandungan, bisa mengancam perkembangan syarafnya, memengaruhi kemampuan untuk berpikir dan belajar.”
Seperti disebutkan sebelumnya, tak hanya manusia, hewan pun dalam risiko yang sama jika terpapar racun merkuri ini. Burung dan mamalia punya risiko yang tinggi karena keduanya punya kecenderungan memakan ikan laut yang bisa jadi sudah tercemar.
Laporan EPA lain menyebut, pada elang dan harimau panter yang terancam punah pernah pula ditemukan indikasi paparan metil merkuri. Dalam konsentrasi yang besar, zat ini memicu kematian, mengurangi kemampuan reproduksi, menjadikan pertumbuhan hewan yang lambat, serta memicu perilaku abnormal.
Oleh karena polutan merkuri yang kebocorannya sulit ditanggulangi dan ongkosnya mahal, MercLok dari Albermarle ini bisa menawarkan solusi. Perusahaan dalam keterangannya mengatakan, Merlock membuktikan mampu mengikat elemen dan partikel merkuri di lingkungan tercemar dengan menangkap dan menstabilkan, termasuk mengurangi potensi kebocoran hingga lebih dari 95%.
Bahkan dalam salah satu risetnya, memperlihatkan MercLok sukses menyusutkan konsentrasi metilmerkuri dalam media khusus di angka lebih dari 99%. Menurut Mark de Boer, Direktur Sustainability Albemarle, teknologi MercLok ini adalah pembuktian upaya perusahaan untuk membuat bumi yang lebih aman dan berkelanjutan.