banner
Ilustrasi obat dalam kemasan blister. Foto : Pixabay
Ragam

Perusahaan Farmasi asal Inggris Daur Ulang Limbah Blister Obat

958 views

MajalahCSR.id – Aksi inisiatif perusahaan farmasi asal Inggris ini layak ditiru di Indonesia. Menggandeng pelaku daur ulang TerraCycle, Sanofi Consumer Healthcare di Inggris, melaksanakan program inisiatif “Little Pack, Big Impact” atau “Kemasan Kecil, Dampak Besar”. Program ini memungkinkan konsumen lokal mengirimkan kemasan bekas obat mereka ke lokasi yang ditunjuk sebagai titik pengumpulan limbah untuk didaur ulang.

Mengutip Intelligentliving, kemasan obat atau blister ini lantas diubah menjadi bahan mentah yang dapat digunakan kembali memakai proses daur ulang yang unik. Sanofi Inggris, yang merupakan produsen Dulcolax dan Buscopan adalah perusahaan farmasi pertama di sana yang melakukan inisiatif keberlanjutan ini. Perusahaan menargetkan sebanyak 400 titik pengumpulan limbah yang tersebar di seluruh negeri pada akhir tahun ini.

“Program ‘Little Pack, Big Impact’ kerja sama dengan TerraCycle merupakan langkah penting untuk industri kesehatan. Begitu banyak masyarakat yang mengandalkan obat-obatan untuk terapi yang bahkan dalam kondisi jangka panjang. Sayangnya, sampai saat ini, belum ditemukan solusi yang sangat tepat terkait limbah kemasan obat. Kami percaya pentingnya sehat lingkungan dan planet yang sehat, sehingga kami memulai inisiasi ini demi memudahkan bagi mereka yang ingin mendaur ulang limbah kemasan obat,” papar Silvina Vilas, Direktur Marketing dan Kesehatan Konsumen, Sanofil Inggris.      

Menekan Limbah Plastik

Riset yang pernah dilakukan Dulcolax dan Buscopan terhadap dua ribu warga dewasa mengungkap, sekitar 65% di antaranya memakai obat kemasan blister setidaknya sekali dalam seminggu. Obat ini biasanya digunakan untuk terapi umum, seperti gangguan pencernaan (43%), demam alergi, yang disebut juga dengan alergi rhinitis (50%), serta sakit kepala/migraine (85%). Hasilnya, gangguan ini menyumbang limbah kemasan obat paling tinggi.  

Bagaimanapun, program kampanye “Little Pack, Big Impact” ditujukan bagi para konsumen obat yang peduli pada aktivitas mereka  yang berdampak  pada kenaikan volume limbah plastik global.

Riset lain (yang dilakukan sebelum pandemi COVID-19) menemukan bahwa nyaris dua pertiga (64%) konsumen menjadi lebih peduli pentingnya daur ulang dalam beberapa tahun belakangan. Bukti dari semua itu, sebanyak 83% konsumen kini memilih membawa kantung belanja mandiri ke supermarket, demi menghindari pemakaian kantung plastik. Selain itu 47% konsumen membeli merek yang kemasan daur ulang atau yang bisa didaur ulang, sementara 60% makin mengurangi pemakaian plastik mereka.

Laure Cucuron, General Manager dari TerraCycle Kawasan Eropa menjelaskan, “Kemasan blister terbuat dari bahan campuran yang sulit terdaur ulang demi melindungi obat di dalamnya, seperti alumunium foil dan plastik. Bahan yang yang sukar terurai secara alami di alam, dan berakhir menumpuk di tempat pembuangan sampah.”

Daur ulang kemasan blister, lanjut Cucuron, adalah proses yang public selama ini harapkan dilakukan TerraCycle guna menambah opsi material yang bisa didaur ulang. “Kini industri farmasi dan konsumennya dapat mengambil peran untuk melindungi lingkungan, melalui perubahan kecil untuk mendaur ulang kemasan obat kosong dalam skema ‘Little Pakcs Big Impact’ dalam kali pertama,” sebut Cucuron.

banner