MajalahCSR.id – Sebuah temuan yang mengejutkan dipublikasikan di American Chemical Society’s Environmental Science and Technology Letters. Melalui serangkaian riset, para ahli menemukan fakta bahwa kotoran bayi mengandung mikroplastik yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Riset yang dilakukan pada diaper atau popok bayi bekas. Hasilnya, setiap gram feses bayi mengandung rerata 36.000 nanogram polyethylene terephthalate (PET).
PET sendiri adalah polymer plastik yang popular. Seringkali disebut polyester dalam industri tekstil, yang juga sebagai bahan pembuat botol plastik. Mengutip dari The Guardian, penelitian sebelumnya mengindikasikan, formula pembuat botol plastik itulah yang membuat mikroplastik tertelan oleh bayi. Bahkan, pada tulisan ilmiah yang dipublikasikan pada Oktober tahun lalu di jurnal Nature, bahwa penggunaan media botol plastik bagi bayi menjadikan mereka menelan jutaan mikroplastik per hari.
Salah satu fakta lain yang cukup mengejutkan, mikroplastik pada feses orang dewasa justru lebih sedikit. Para ahli memiliki banyak alasan kemungkinan kenapa hal ini terjadi. Sebagai contoh, bayi minum susu formula secara langsung dari botol plastik. Selanjutnya, bayi pun seringkali menggigit atau mengulum produk dari plastik, termasuk mainan dan pakaian.
Pada sejumlah kasus, produk makanan bayi pun ditempatkan pada kemasan yang memiliki lapisan plastik sekali pakai. Selain terpapar dari pakaian, minuman dan makanan, perilaku bayi yang merangkak di lantai juga disebut ilmuwan turut memberikan risiko bayi terpapar mikroplastik.
Kurunthachalam Kannan, ahli kesehatan lingkungan di New York University School of Medicine dan juga tergabung dalam studi itu, mengatakan, “Patut disayangkan, dalam gaya hidup modern, bayi seringkali terekspos pada banyak hal yag kita sendiri belum tahu dampaknya pada kehidupan mereka di kemudian hari.”
Para ahli menemukan hal ini usai mengumpulkan popok bekas dari 6 bayi berusia satu tahun dan memproses feses mereka ke dalam filter khusus untuk menangkap mikroplastik. Periset juga melakukan hal sama pada bayi baru lahir yang buang air pertama kali, sebagai pembanding, dan tetap saja menemukan sejumlah mikroplastik di sana (meski tak sebanyak bayi 1 tahun). Sementara pada orang dewasa sebanyak 10 sampel feses yang diteliti.
Penemuan ini menimbulkan pertanyaan terkait penanganan kesehatan terhadap anak-anak. Meskipun belum bisa dipastikan secara jelas dampak mikroplastik, namun studi ini memperlihatkan dampak pemakaian zat kimia dalam produk plastik pada tubuh manusia. Riset sebelumnya yangh dilakukan sejumlah pakar di ETH Zürich, Swiss, menemukan bahwa dalam plastik setidaknya mengandung 10.000 zat kimia, di mana seperempatnya diperkirakan berpotensi membahayakan.