MajalahCSR.id – Berangkat dari ide menyediakan wahana belajar yang menyenangkan bagi adik mereka saat pandemi, dua mahasiswi Rifa Rihhadatul’Aisy Setiadin dan Saliimah Abdilah Husna (21) mendirikan Rumah Belajar Gartala di bilangan Sarijadi, Kota Bandung, Jawa Barat. Berkat kegigihan keduanya, tak hanya adik mereka yang bergabung melainkan teman-teman adiknya bahkan para anak jalanan yang putus sekolah.
Rumah Belajar Gartala kini menjadi komunitas belajar bersama bagi anak-anak di daerah tersebut. Anak-anak memperoleh bantuan dalam pembelajaran sehari-hari. Anak didik yang belajar disini tidak hanya 10 anak sekitar, tetapi juga 15 anak yang berasal dari keluarga pemulung yang tinggal tidak jauh.
Keberhasilan rumah belajar ini menarik perhatian Forest Interactive Indonesia, perusahaan teknologi asal Malaysia yang berkantor cabang di Jakarta dan Bandung. Bersamaan dengan perayaan International Day of Education yang diperingati 24 Januari lalu, relawan yang berasal dari karyawan Forest Interactive turut mengajar dan bermain dengan anak-anak didik Rumah Belajar Gartala. Salah satunya memperkenalkan gawai digital dan dunia teknologi telekomunikasi secara sederhana kepada anak-anak.
Shiddiq Arrasyid, salah satu relawan yang juga bekerja sebagai Asisten Manajer Kreatif mengaku senang berinteraksi dan mengajar anak-anak itu. “Kegiatan ini sangat bagus, terutama bagi tim kami di kreatif, agar dapat sejenak melepaskan rutinitas pekerjaan. Bagi saya, bertemu dengan anak-anak juga Rifa dan Salimah membuat saya semakin yakin pentingnya pendidikan yang inklusif untuk semua,” ungkap Shiddiq.
Rumah Belajar Gartala memberikan kelas setiap hari Sabtu dan Minggu. Pengajar membagi setiap pertemuan ke dalam dua sesi. Sesi pertama pukul 10:00 hingga 12:00 WIB diperuntukkan bagi anak-anak yang putus sekolah. Selama sesi, mereka akan belajar membaca dan menulis. Kemudian sesi kedua dimulai pukul 13:00 hingga 15:00 WIB diperuntukkan bagi anak-anak sekolahan yang ingin berkonsultasi tentang pekerjaan rumah mereka dan memperoleh bimbingan untuk memahami materi sekolah.
Diambil dari Bahasa Sansekerta, Gartala bermakna Gauri yang berarti penghidupan yang tentram, Arunika yang berarti seberkas cahaya mentari pagi, dan Kartala yang berarti Penerang. “Sesuai namanya, kami ingin keberadaan rumah belajar ini menjadi wadah terwujudnya proses belajar mengajar yang kreatif, inovatif, dan inklusif bagi seluruh generasi muda Indonesia,” jelas Salimah Abdilah Husna, pendiri Rumah Belajar Gartala. Kini rumah belajar tersebut kian beerkembang bahkan menarik minat sejumlah mahasiswa dari Jakarta, Karawang, Bekasi, Pangandaran, dan lainnya turut bergabung menjadi relawan pengajar.