Menyambut Hari Anak Nasional, Citi Indonesia (Citibank) bersama Yayasan Prestasi Junior mengedukasi siswa sekolah di Jayapura, Papua lewat program literasi finansial. Program bertajuk Digital Financial Literacy for Children – di bawah payung Citi Peka (Peduli dan Berkarya) ditujukan bagi 200 pelajar Sekolah Dasar (SD) kelas 3, 4, dan 5.
Menurut Chief Executive Officer Citi Indonesia, Batara Sianturi Citi Indonesia sebagai bank berskala global, punya misi ‘enabling growth and economic progress’. Artinya, “Citi Indonesia tak hanya berkomitmen menyediakan jasa dan layanan perbankan bagi nasabah, namun tetap berupaya memberi manfaat positif bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Batara. Di era digitalisasi, tambah Batara, Citi turut menerapkan program kemasyarakatan berbasis digital, yaitu Digital Financial Literacy for Children.
Di sisi lain, Director Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makki menekankankan pentingnya berwawasan dan berpemahaman keuangan yang baik dan berkelanjutan. Tentunya, tambah Elvera, disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan anak.
“Untuk mencapai kesejahteraan finansial, seseorang butuh paham soal keuangan, membuat keputusan finansial yang cermat, dan mengelola uang dengan bijak sedari dini,” ungkap Elvera. Sebab itu, dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, Citi Indonesia mengajak para siswa di berbagai kota, termasuk di Jayapura, Papua untuk belajar konsep dasar keuangan yang tepat dan bijak. Pendekatannya secara interaktif yang aman, komprehensif sekaligus menyenangkan bagi anak-anak.
Demi program ini Elvera berharap mengajak orang tua dan guru untuk bersinergi membangun karakter dan budaya tata kelola uang pada anak. Baik ketika di sekolah maupun guna diterapkan di rumah.
Digital Financial Literacy for Children merupakan program edukasi dan literasi finansial yang diinisiasi Citibank dan Prestasi Junior Indonesia dengan menargetkan siswa SD kelas 3,4 dan 5. Memanfaatkan teknologi digital melalui gawai, para siswa diberikan pengetahuan mengenai pentingnya menabung, memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan secara sederhana. Selain itu siswa pun dikenalkan bermacam metode pembayaran, serta pengetahuan kewirausahaan dasar dengan cara interaktif dan menyenangkan.
Ada tiga modul kegiatan yang dapat diikuti oleh para siswa sesuai dengan tingkatannya, yaitu : 1). Keluarga Kami, 2). Daerah Kami, dan 3). Kota Kami.
Data dari Money Management International menunjukkan, 54% anak-anak tingkat SD usia di bawah 10 tahun memakai uangnya untuk memenuhi keinginan. Hanya 28% anak-anak di usia tersebut memilih uangnya ditabung. Sementara berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan, Indeks Literasi Keuangan nasional masih rendah, berada di angka 29,7%. Khusus kawasan Papua hanya berada di angka 22,2% . Sehingga diperlukan peran berbagai pihak, termasuk orang tua dalam menstimulasi minat anak untuk mengelola keuangan yang tepat sejak dini.
