banner
Para siswa SMKN 1 Cimahi yang berprestasi dalam ajang Samsung Innovation Campus 2021 dengan menciptakan aplikasi Eyeroom yang memudahkan lansia dan tunanetra mengonsumsi obat yang tepat. Foto : Istimewa/Samsung
Liputan

Samsung Bantu Siswa Cimahi Ciptakan Eyeroom untuk Lansia dan Tunanetra Konsumsi Obat

627 views

MajalahCSR.id – Penglihatan merupakan bagian dari panca indera yang berperan penting dalam keseharian dan bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Sayangnya, menurut WHO, secara global setidaknya 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan atau kebutaan. Di samping itu, bertambahnya usia hingga menua, turut menambah jumlah masyarakat yang memiliki gangguan penglihatan.

Selain memudahkan beraktivitas, penglihatan yang baik dapat pula membantu kemandirian dan keleluasaan bekerja. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para masyarakat lanjut usia (lansia) dan penyandang tunanetra. Membedakan jenis obat yang dikonsumsi, misalnya, tak mudah jika dibandingkan yang lebih muda usia atau bermata normal.

Memahami dan memberi solusi pada kesulitan tersebut, Samsung melalui program SIC 2020/2021, mendorong empat siswa SMKN 1 Cimahi, Bella Anggraeni Putri, Intan Nur Fathonah, Miana Nurhaliza, dan Salwa Nurul Aisyah, menciptakan sebuah aplikasi yang diberi nama Eyeroom. Menggunakan teknologi pemindaian gambar dan transkrip suara, Eyeroom bertujuan membantu lansia dan penyandang tunanetra agar bisa membedakan obat konsumsi dengan mudah.

“Kami terinspirasi dari kondisi di sekitar lingkungan kami, yaitu para orang tua yang mengalami kesulitan melihat karena ada masalah pada bagian mata. Hal ini menjadi cikal bakal Eyeroom. Tak hanya itu, kami juga mencari informasi dari para apoteker dan siswa jurusan farmasi untuk menambah fitur pada aplikasi website kami yang nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal,” ungkap Bella.

Eyeroom mampu mengidentifikasi obat tanpa kemasan maupun obat dengan kemasan, serta dilengkapi fitur voice note dalam penyampaian informasi terkait obat tersebut. Mulai dari deskripsi, review, sampai opsi retail online untuk pembelian obat. Selain itu di halaman daftar obat juga terdapat fitur scan, baik obat yang memiliki kemasan maupun tidak.

Dengan cara memindainya lewat kamera gawai, fitur ini bahkan mampu mendeteksi obat dan menampilkan deskripsinya dengan akurasi hingga lebih dari 90 persen. Karenanya, selain dapat membantu para lansia dan penyandang tunanetra, aplikasi ini juga dibuat dengan tujuan membantu mempermudah praktikum siswa jurusan farmasi, serta membantu permasalahan apoteker saat ada konsumen membawa obat tanpa kemasan.

Proses pengerjaan aplikasi Eyeroom, mulai dari analisa hingga proses coding, berjalan selama sekitar empat bulan. Miana mengaku, di awal pembuatan aplikasi mereka sempat mengalami kesulitan dalam merumuskan teknis aplikasi. “Hal sulit yang kami temukan adalah saat menentukan arah dan tujuan aplikasi kami. Namun kami bisa mengatasinya dengan cara menganalisa kembali hal-hal apa saja yang kami targetkan dan prioritasnya,” terangnya.

Berkat inovasi dari keempat siswa SMKN 1 Cimahi ini, Eyeroom berhasil mendapatkan peringkat dua dalam program SIC Project Competition 2021. Para siswa ini harus bersaing dengan 396 siswa lainnya, hingga lolos tahap seleksi untuk mengikuti bootcamp SIC secara intensif selama 12 minggu berturut-turut. Pada bootcamp ini siswa mendapatkan pendampingan dan memperdalam pembelajaran coding dan programming, seperti Problem Definition, Design Thinking; UX/UI (user experience/user interface), dasar-dasar pemrograman website seperti HTML, CSS, Javascript. Selain itu para siswa juga mendapat akses networking komunitas belajar lintas sekolah bersama para mentor yang ahli di bidangnya. Selanjutnya mereka juga berhak mengikuti Full-stack Web Development Bootcamp dan Career Preparation di tahun ini. Tujuannya, untuk menyiapkan mereka menjadi talenta digital siap kerja di salah satu dari 150 partner Skilvul – mitra Samsung dalam menjalankan program SIC.

“Generasi muda Indonesia perlu memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan masyarakat, disertai dengan kemampuan menawarkan solusi aplikatif. Potensi ini perlu didorong agar muncul di permukaan dan menghasilkan terobosan-terobosan yang berguna bagi kemajuan bangsa, layaknya yang Samsung lakukan melalui program Samsung Innovation Campus (SIC),” jelas Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.

Menurutnya, program SIC mendorong pola pikir para siswa dari sekolah mitra, guna bereksplorasi secara praktikal dalam merespon permasalahan sosial di sekitar. Pada akhirnya siswa tersebut mampu menemukan solusi inovatif berupa project atau produk digital. Tak hanya membentuk generasi yang solutif dan inovatif, program SIC diharapkan bisa menciptakan lulusan berkualitas sesuai peningkatan kebutuhan kerja akibat akselerasi interaksi digital pada era industri 4.0.

banner