banner
SCG Welcoming Circular 2020. Foto : Istimewa
Berita

SCG Ajak Berbagai Pihak Praktikkan Ekonomi Sirkular

935 views

Praktik circular economy kini mulai banyak diterapkan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sejumlah perusahaan terkemuka mengadopsi praktik yang awalnya digaungkan dari Eropa. Salah satunya SCG, perusahaan konglomerasi asal Thailand yang sejak 1995 sudah eksis di Indonesia. Produsen besar semen, produk kimia, dan pengemasan ini mengajak berbagai pihak untuk menerapkan praktik sirkular dalam kehidupan sehari-hari.

Praktik ini berkaitan erat dengan prinsip berkelanjutan yang selama ini digaungkan dunia melalui Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) atau SDGs.  Ajakan SCG ini dalam rangka penyelenggaraan SCG Sustainable Development (SD) Symposium Indonesia 2020 “Circular Economy, Collaboratio for Action pada 22 Februari mendatang.

Forum pertemuan para pemimpin global ini untuk pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia dan bertujuan untuk saling berbagi pengalaman implementasi ekonomi sirkular, baik di bidang bisnis, birokrasi, maupun komunitas. Usai pertemuan diharapkan terwujudnya kolaborasi di antara para pemangku kepentingan untuk mempraktikan ekonomi sirkular dalam keseharian.

“Hal ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bersama akan pentingnya ekonomi sirkular untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ucap Wiroat Rattanachaisit, Country Director – SCG Indonesia. Lebih jauh SCG menyadari bahwa kolaborasi dari berbagai pihak dibutuhkan dalam mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular.

“Sebagai negara berpopulasi terbesar di ASEAN dan salah satu negara dengan ekonomi dan politik terkuat, posisi Indonesia sangat strategis untuk menjadi negara pendorong praktik ekonomi sirkular di kawasan ASEAN bahkan dunia,” cetus Wiroat.

Pada Rabu (22/1/2020) dilaksanakan acara SCG Welcoming Circular 2020, di Jakarta. Dalam kesempatan itu, di hadapan media, SCG ingin menggugah kesadaran masyarakat untuk senantiasa berperilaku sirkular. Aksi yang diharapkan mulai dari mengedukasi hingga memberi contoh untuk menggunakan manfaat maksimal dari sumber daya, sambil berusaha menekan jumlah sampah atau limbah. Ekonomi sirkular berprinsip make – use – return. Praktik ekonomi sirkular sangat mungkin untuk dilakukan di Indonesia.

Nani Hendiarti, Asisten Deputi Bidang Koordinasi SDM, Sainstek dan Budaya Maritim, Kemenko Maritim dan Investasi yang turut hadir di acara hari ini mengungkapkan, “Saat ini sampah yang bisa dikelola di negara kita baru 67 persennya saja, sehingga konsep sirkular ekonomi seperti yang diusung oleh SCG ini, dapat menjadi solusi untuk Indonesia.”

Nani mencontohkan, produk plastik paca pemakaian yang bisa diolah lagi menjadi produk lain yang bermanfaat. Selain menciptakan nilai ekonomi baru, juga bisa minimalisasi sampah. Tentu saja, tambah Nani, perlu banyak kampanye ke masyarakat sehingga meraka tahu barang yang mereka punya bisa digunakan kembali, bukan langsung dibuang.

Nani menambahkan, persoalan sampah yang sampai saat ini terus disolusikan adalah jenis sampah padat. Menyikapi hal ini pemerintah Indonesia sudah melakukan penanganan, diantaranya berkolaborasi dengan Global Plastic Action Partnership untuk mewujudkan rencana nasional mengurangi sampah plastik di lautan sebanyak 70%, mengurangi sampah padat hingga 30% dan juga menangani 70% sampah padat di 2025. Kerjasama dan dukungan pemerintah juga dilakukan ke sektor swasta yang memiliki program penanganan sampah dan lingkungan, dalam hal ini SCG.

SCG dalam hal ini sudah bekerjasama dengan sejumlah komunitas. Salah satunya dengan Niracle, komunitas muda di Bandung yang menerapkan sirkular ekonomi di industri konveksi rumahan di kawasan Soreang, Kabupaten Bandung. Niracle mengubah limbah kain sisa konveksi menjadi produk hiasan atau cindera mata yang bernilai jual kembali.  

banner