MajalahCSR.id, Jakarta – SR Asia Indonesia (PT Sejahtera Rambah Asia) tahun ini kembali menyelenggarakan acara Sustainability Festival bertajuk “Pathway to Net Zero Emission”. Acara yang secara rutin diadakan tiap tahun tersebut dilakukan secara online pada Kamis (7/12/2023) lalu dengan Michelly Onggo (Sustainability Assuror SR Asia Indonesia) bertindak sebagai moderator. SR Asia Indonesia bekerja sama dengan AGV Environment Sdn Bhd (Malaysia), Nol Karbon Indonesia dan PT Pertamina New and Renewable Energy untuk mengkampanyekan pentingnya mewujudkan komitmen menuju Indonesia Net Zero 2060.
Direktur sekaligus Principal Consultant AGV Environment Sdn Bhd (Malaysia), Dr. Vijayalakshmi Samuel mengatakan bahwa saat ini adalah saat yang tepat bagi manajemen perusahaan untuk mulai melakukan kalkulasi atas implikasi finansial yang diakibatkan oleh perubahan iklim. “Perusahaan diharapkan mulai dapat melakukan asesmen risiko keuangan perusahaan akibat perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini,” jelasnya.
Dr. Vijayalakshmi berharap terciptanya kolaborasi yang erat intra-management di dalam perusahaan untuk meningkatkan kualitas hasil pelaporan risiko dan peluang yang diakibatkan oleh perubahan iklim, karena penilaiannya harus dapat mencakup semua aspek perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya dukungan dari tiap divisi dalam mengelola risiko dan peluang, mulai dari mengklasifikasikan dampak, menentukan solusi atau tindakan yang harus diambil, metode yang digunakan, serta biaya dari tindakan yang akan diambil untuk mewujudkan praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Tidak hanya para pelaku usaha, dukungan juga diperlukan dari pemerintah dalam menjalankan komitmen menuju Indonesia Net Zero 2060. Hal ini diwujudkan pemerintah Indonesia dalam peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) bulan September 2023 lalu. Acara diresmikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
Nurwanti Aprilia Ningrum, Project Analyst dari Nol Karbon Indonesia menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mulai serius menanggapi masalah-masalah lingkungan yang semakin banyak bermunculan di negeri ini, utamanya berkaitan dengan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). “Bahkan kini topik mengenai perdagangan karbon menjadi isu yang menarik untuk dibahas dalam kontestasi Pemilu 2024,” tandasnya.
Pada tahun ini, Otoritas Jasa Keuanga (OJK) telah memberikan izin usaha penyelenggara bursa karbon kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IDXCarbon. Diharapkan IDXCarbon mampu menyediakan mekanisme perdagangan karbon yang transparan dan efisien. Dalam peluncurannya, PT Pertamina New and Renewable Energy bertindak sebagai Penyedia Unit Karbon pada perdagangan perdana di bulan September lalu.
Andi Hendra Paluseri, Senior Analyst BD Renewable Energy PT Pertamina New and Renewable Energy menjelaskan bahwa seluruh pelaku usaha dalam negeri sebaiknya turut serta mengambil bagian dalam praktik perdagangan karbon di Indonesia. “Berbagai langkah yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia sudah on-track dan realistis dalam berupaya mewujudkan Indonesia Net Zero 2060,” ungkapnya.