banner
Dua orang periset dari Jepang yang berhasil menemukan cara membuat semen dari limbah makanan yang bahkan bisa jadi sumber pangan. Foto : AP Photo/Chisato Tanaka via Washington Post
Ragam

Teknologi Baru untuk Material Semen dari Limbah Makanan

337 views

MajalahCSR.id – Periset di Universitas Tokyo mengembangkan teknologi baru yang bisa mengubah limbah makanan apapun jadi semen untuk material konstruksi yang bahkan empat kali lebih kuat dari konsentrat semen biasa.

Insiatif ini dilakukan demi keinginan (sekali lagi) mencegah pemanasan global. Umumnya limbah makanan berkontribusi pada pemanasan global dengan melepas gas metana ke atmosfir saat terjadinya proses pembusukkan. Yuya Sakai, professor di Ilmu Industri, melakukan riset demi menemukan material yang bisa digunakan dalam produksi semen.

Mengutip Inhabitat, Jumat (10/6/2022) dari Fox dan Washington Post, pertama, Sakai mengembangkan cara mendesain konsentrat dengan memanaskan partikel kayu untuk menghasilkan kompresi panas. Proses ini melibatkan 3 tahap: pengeringan, penggilingan, dan kompresi. Dia mulai cara sederhana dengan alat mixer dan kompresor yang bisa dibeli di situs Amazon. Selanjutnya, Sakai dan mahasiswanya, Kota Machida, melakukan cara yang sama pada limbah makanan.

Di awal percobaan, mereka menggunakan plastik agar semen dari limbah pangan ini bisa cukup kuat. Bagaimanapun, berbulan-bulan usai sejumlah percobaan, mereka akhirnya menemukan cara yang hanya menggunakan limbah makanan dengan cara menyesuaikan suhu dan tekanan dalam proses pembuatannya.

Periset itu sejauh ini sudah bisa memanfaatkan daun teh, kulit jeruk dan kulit bawang, ampas kopi, kubis, bahkan sisa makan siang dalam beberapa kasus sebagai material semen. Lucunya, mereka juga mampu menambahkan aroma pada produk tersebut serta mewarnainya secara berbeda. Pasalnya, semen ini bisa dimakan jika tak dipakai setelah sebelumnya direbus.

Sakai mengatakan, semen buatannya ini bisa jadi material buat rumah sementara, seperti rumah darurat untuk pengungsi, yang lalu dapat digunakan sebagai bahan makanan saat suplai pangan menyusut. “Sebagai contoh, ketika bantuan makanan tak bisa atau alami kendala pengiriman pada pengungsi, mereka bisa memanfaatkan tempat tidur sementara jadi makanan,” jelas Sakai.

Agar semen yang digunakan tersebut anti air, dapat dilapisi dengan pernis Jepang. Periset mengatakan cara ini selain melindungi semen (makanan) tersebut dari air, juga dari serangan hewan pengerat semacam tikus. Jika semen ini sempurna, aman, serta teruji, maka bisa jadi cara lain guna mengurangi beban limbah di bumi yang terus meningkat.  

“Harapan besar kami, bahwa semen ini bisa menggantikan peran plastik dan produk semen konvensional, yang berdampak lebih buruk pada lingkungan,” ujar Machida menambahkan.

banner