banner
Ilustrasi Obat dalam Bentuk Pil. Foto : aarp.og
Berita

Vaksin COVID-19 dalam Bentuk Pil tengah Diujicoba

973 views

MajalahCSR.id – Jika biasanya vaksin COVID-19, berupa cairan serum yang disuntikkan ke dalam tubuh, kini sedang dikembangkan vaksin dalam bentuk pil. Para ahli akan mengujicoba keampuhan vaksin baru tersebut di pertengahan tahun ini.

Terlepas kontroversi dari dampak merek vaksin belakangan ini seperti AstraZeneca, pakar kesehatan terus berupaya mengembangkan vaksin yang tak sekedar manjur, namun juga lebih mudah dipakai.

Oravax, adalah perusahaan yang mengembangkan vaksin dengan bentuk baru, yaitu pil. Melalui press rilis, perusahaan ini akan melakukan fase percobaan klinis pada manusia di Juni mendatang.

Langkah ini adalah fase awal dalam pengembangan vaksin. Meskipun demikian, tak ada jaminan untuk berhasil. Kalau pun berhasil perlu waktu setahun atau lebih untuk mendapatkan ijin penggunaan. Ini adalah prosedur yang wajar dilakukan, mengingat vaksin Moderna dan Pfizer pun mulai melakukan percobaan klinis terhadap manusia pada Maret dan Mei 2020 lalu.   

Vaksin oral merupakan opsi untuk “generasi kedua” vaksin, yang didesain untuk lebih bisa diperluas, mudah dalam pengadministrasian, dan lebih gampang untuk didistribusikan.

Ovarax, dikutip Science Alert dari Insider, dalam pengembangan vaksin ini berkolaborasi dengan dua perusahaan yaitu Oramed dan Premas Biotech. Dalam press rilis yang disiarkan pada Jumat (19/3/2021), menyebutkan proses percobaan klinisnya tetap akan dilakukan pada Juni.

Menurut Nadav Kidron, pimpinan Oramed, dalam rilisnya menyebutkan, vaksin oral ini sangat berpotensi bagi masyarakat untuk bisa melakukan vaksinasi mandiri di rumah masing-masing.

Vaksin ini bahkan dapat dikapalkan dengan suhu lemari pendingin yang normal dan juga bisa ditempatkan dalam suhu ruang, sebut Kidron. Fakta ini tentu bakal mempermudah saat vaksin disebar ke berbagai wilayah.

Sementara itu, Paul Hunter, professor bidang farmasi di Universitas East Anglia, tetap menyuarakan agar vaksin baru ini tetap melalui prosedur kehati-hatian.

“Kita butuh riset yang lebih mumpuni untuk membuktikan (vaksin oral) memang terbukti ampuh dan aman,” ujar Hunter. “Namun vaksin ini boleh jadi kabar gembira bagi orang-orang yang mengalami fobia terhadap jarum suntik dan juga lebih cepat dalam mekanisme pemberian vaksinasi.”  

Prosedur vaksin oral ini juga disebutkan Hunter punya kelebihan lain dibanding vaksin suntik. “Vaksin suntik memang efektif dalam mencegah penyakit, namun tak demikian dalam mencegah infeksi,” terangnya.

Data terkait vaksin Oravax ini memang belum dipublikasikan. “Hasil terhadap ujicoba pada hewan memang menjanjikan,” ucap Hunter pada Insider. “Tetapi jangan berasumsi dulu jika berhasil pada hewan, juga hasilnya sama pada manusia. Kita butuh riset pada manusia juga untuk memastikan (dampaknya),” tegas Hunter.

Para ahli kesehatan kini tengah mengembangkan vaksin generasi kedua dalam bentuk lainnya, termasuk vaksin semprot yang disemprotkan ke dalam hidung.

 

banner